Connect with us

News

Juli Hingga Agustus 2024, Kemendikbud Berencana Akan Mulai Program Sastra Masuk Kurikulum

Published

on

Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Anindito Aditomo [victorynews]

Jakarta, Bindo.id – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) akan memberlakukan program Sastra Masuk Kurikulum.

Program tersebut akan diberlakukan sekitar Juli sampai Agustus 2024. Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Anindito Aditomo saat Media Breafing di Kantor Kemendikbud Ristek, Senin (20/5/2024).

“Implementasinya mulai tahun ini Juli – Agustus besok itu sudah bisa implementasikan sejalan dengan tahun ajaran baru sesuai kurikulum yang digunakan,” ujar Anindito.

Anindito berpendapat sastra mempunyai banyak manfaat bagi pelajar. Manfaatnya diantaranya memberi pelajaran untuk mempunyai perspektif berbeda maupun berpikir kritis.

Sastra juga dapat mengasah sisi sosial maupun emosional siswa. Selain itu juga bisa membuat mereka mempunyai rasa empati terhadap sesama.

“Berlajar kritis karena pelajar diajak tidak terkurung pada perspektif dan pandangan dia sendiri,” ujar Anindito saat Media Breafing di Kantor Kemendikbud Ristek, Senin (20/5/2024).

Kata Anindito, di program Sastra Masuk Kurikulum pemerintah akan meminta sekolah dan guru-guru untuk memasukkan unsur sastra lewat buku-buku sastra yang daftarnya telah disediakan oleh Kemendikbud.

Setelah itu, guru-guru dapat memakai buku di daftar yang sesuai dengan tema mata pelajaran yang ingin dibahas di kelas.

“Misalnya kalau saya guru sejarah yang sedang ada tema mengenai Hubungan Internasional atau perdagangan atau apa. Saya bisa mencari di dalam daftar ini karya sastra yang bisa saya gunakan untuk memantik keinginan tahuan siswa terkait tema itu,” tuturnya.

Program Sastra Masuk Kurikulum itu nantinya tak hanya ada di dalam kurikulum, namun juga masuk di kokurikulum.

Pada kokurikulum, fokus program tersebut di pengasahan sisi sosial serta emosional lebih mengacu terhadap hasil akhir project base siswa lewat bacaan sastra.

Baca Juga  Kemendikbud Berikan Pesan Kepada Para Rektor Usai Ditemukannya Brankas Narkoba di UNM

“Kalau kita bicara kokurikuler untuk ini untuk dimensi sosial emosional. Seperti membuat puisi membuat drama dari novel-novel tersebut,” ujarnya.

Hasil akhir program tersebut akan mengacu terhadap hasil apa yang akan dicapai oleh guru di tema maupun mata pelajaran yang diajarkan sesuai dengan ketentuan yang ada di Kurikulum Merdeka.

Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion