Connect with us

Ekonomi

Ki Hajar Dewantara Cetuskan Trilogi Sebagai Semboyan Pendidikan

Published

on

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hajar Dewantara yang lebihvdikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia [beritasatu]
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hajar Dewantara yang lebihvdikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia [beritasatu]

Jakarta, Bindo.id – Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hajar Dewantara yang lebihvdikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia.

Ki Hajar Dewantara juga memperoleh sebutan “Tiga Serangkai” bersama dengan Douwes Dekker (Dr.Danudirja Setiabudi) serta dr. Cipto Mangunkusumo .

Sosok yang lahir serta dibesarkan pada lingkungan keluarga bangsawan Yogyakarta ini, tak hanya dikenal seorang pergerakan kemerdekaan akan tetapi uga pelopor pendidikan bagi kaum pribumi pada zaman penjajahan.

Beliau juga telah mendirikan sebuah perguruan nasional yang diberi nama yakni Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa atau Perguruan Nasional Taman Siswa.

Sampai saat ini, tanggal lahir Ki Hajar Dewantara yakni setiap tanggal 2 Mei diperingati menjadi Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).

Ki Hajar Dewantara dinilai berjasa sebab sudah meletakkan dasar-dasar pendidikan yang memerdekakan sekaligus juga meletakkan dasar-dasar pads sistem pendidikan nasional.

Salah satunya yakni trilogi pendidikan atau yang lebih dikenal sebagai 3 semboyan Ki Hajar Dewantara ini mempunyai makna mendalam untuk para pengajar atau para guru.

Tiga poin semboyan Ki Hajar Dewantara tersebut ditulis dengan bahasa Jawa tersebut berbunyi “ing ngarsa sung tulada”, “ing madya mangun karsa”, dan “tut wuri handayani”.

Berikut ini penjelasan singkat tentang 3 semboyan Ki Hajar Dewantara :

1. Arti “Ing Ngarsa Sung Tulada”

Semboyan Ki Hajar Dewantara yang pertama yakni “ing ngarsa sung tulada”. Apabila diuraikan kata per kata, kata “ing” memiliki arti “di”, “ngarsa” memiliki arti “depan”, “sung” memiliki arti “jadi”, serta “tulada” memiliki arti “contoh” atau “panutan”. Oleh sebab itu, arti semboyan “ing ngarsa sung tulada” yakni “di depan menjadi contoh atau panutan”.

Semboyan ini mempunyai makna bahwa saat seorang guru atau pengajar berada di depan, maka dirinya harus dapat jadi contoh maupun panutan kepada muridnya.

Baca Juga  3 Arca Ditargetkan Kemendikbudristek Dipulangkan Dari Amerika Pada Juni 2024

Hal ini senada dengan filosofi Jawa yang menyatakan bahwa guru memilikibmakna digugu lan ditiru atau orang yang dipercaya serta diikuti.

2. Arti “Ing Madya Mangun Karsa”

Semboyan Ki Hajar Dewantara yang kedua yakni “ing madya mangun karsa”.

Apabila diuraikan kata per kata, kata “ing” memiliki arti “di”, “madya” memiliki arti “tengah”, “mangun” memiliki arti “membangun” atau “memberikan”, serta “karsa” mempunyai arti “kemauan”, “semangat”, atau “niat”.

Oleh sebab itu, arti semboyan “ing madya mangun karsa” memiliki arti “di tengah memberi atau membangun semangat, niat, maupun kemauan”.

Semboyan ini mempunyai makna bahwa saat seorang guru atau pengajar berada di tengah-tengah, sebab dirinya harus dapat membangkitkan atau membangun niat, kemauan, maupun semangat dalam diri muridnya.

3. Arti “Tut Wuri Handayani”

Semboyan Ki Hajar Dewantara yang ketiga yakni “tut wuri handayani”. Apabila diuraikan kata per kata, kata “tut wuri” memiliki arti “di belakang” atau “mengikuti dari belakang” serta “handayani” memiliki arti “memberikan dorongan” atau “semangat”.

Arti semboyan “tut wuri handayani” yakni “di belakang memberikan semangat atau dorongan”.

Semboyan ini mempunyai makna bahwa saat seorang guru atau pengajar berada di belakang, maka dirinya harus dapat memberi semanga ataupun dorongan bagi para muridnya.

Semboyannya “tut wuri handayani” juga telah diabadikan menjadi semboyan pendidikan serta menjadi logo Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion