Connect with us

Seni dan Budaya

Pawai Tatung pada Perayaan Cap Go Meh, Arti dan Asal-Usulnya

Published

on

Pawai tatung yang berlangsung saat perayaan Cap Go Meh di kota singkawang
Referensi Foto: youtube.com @putraborneo98

Bindo.id (Singkawang) – Festival Cap Go Meh tahun 2023 diadakan dengan sangat meriah dan serentak di banyak kota-kota besar di Indonesia, khususnya di kota Singkawang, Kalimantan Barat (Minggu, 5/2).

Perayaan Cap Go Meh tahun ini menjadi yang pertama kali diadakan kembali setelah penghapusan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diberlakukan sepanjang tahun 2021 sampai tahun 2022 akibat dampak dari pandemi Covid-19.

Apa itu Cap Go Meh? Mengutip dari Wikipedia Indonesia, Cap Go Meh merupakan akhir dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek. Perayaan Cap Go Meh dilakukan setiap hari ke-15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa atau 15 hari setelah Tahun Baru Imlek.

Dari sekian banyak pertunjukan yang dipertontonkan pada festival Cap Go Meh, pawai tatung menjadi salah satu yang paling menarik perhatian. Tidak sedikit turis dari luar kota dan bahkan dari luar negeri berdatangan ke kota Singkawang karena ingin menyaksikan pawai tatung secara langsung.

Apa Itu Tatung?

Tatung adalah sebutan untuk orang-orang yang telah dirasuki oleh roh para dewa atau para leluhur setelah melakukan beberapa ritual khusus.

Mereka yang telah dirasuki oleh roh dan menjadi tatung akan memainkan atraksi yang cukup ekstrem, yaitu menusuk atau melukai diri sendiri dengan berbagai senjata tajam. Kurang lebih seperti atraksi debus yang berasal dari daerah Banten.

Uniknya, para tatung tersebut tidak mengalami luka atau pendarahan sama sekali setelah ditusuk oleh berbagai senjata tajam yang jelas-jelas menembus tubuh mereka. Mereka bahkan dapat berjalan-jalan dan berkeliling dalam pawai tatung. Beberapa akan berdiri dengan gagah di atas tandu dan diarak bersama-sama dengan tatung lainnya.

Asal Tradisi Tatung dan Maknanya

Tradisi tatung berasal dari masyarakat Tionghoa yang masih berkaitan erat dengan kepercayaan Taoisme. Biasanya ritual pemanggilan roh para dewa atau leluhur untuk merasuki para tatung tersebut adalah untuk tujuan pengobatan atau tolak bala.

Baca Juga  Jelang Akhir Jabatannya Ridwan Kamil Pamit Ke Warga Saat Hadiri Festival Cap Go Meh

Jika diperhatikan pada setiap perayaan Cap Go Meh, para tatung akan berpawai berkeliling kota. Hal tersebut dimaksudkan untuk menyucikan (mencuci) jalan-jalan guna membersihkan kota dari segala macam kesialan dan roh jahat.

Mereka yang dipilih sebagai media (tatung) juga bukan sembarangan orang. Terdapat seleksi khusus untuk menentukan apakah seseorang boleh menjadi tatung pada perayaan Cap Go Meh.

Pawai tatung sendiri sudah diadakan selama ratusan tahun di Indonesia dan menjadi daya tarik para wisatawan baik lokal maupun manca negara. Contohnya perayaan Cap Go Meh tahun 2023 ini, tidak sedikit wisatawan berdatangan ke kota Singkawang untuk menyaksikan pawai tatung. Beberapa pejabat tinggi negara juga ikut hadir memeriahkan acara tersebut, termasuk Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion