Connect with us

Info Nasional

Sri Mulyani Bantah Anggaran Kemiskinan Rp 500 T Habis Untuk Rapat dan Studi Banding

Published

on

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani [okezone]
Sumber gambar : Menteri Keuangan RI Sri Mulyani [okezone]

Bindo.id, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani membantah dana sebesar Rp500 triliun yang ditujukan untuk anggaran kemiskinan habis untuk rapat dan studi Banding.

Sri Mulyani berpendapat anggaran kemiskinan telah disusun dalam berbagai macam program. Tak mungkin hanya dipakai untuk rapat dan studi banding.

“Kalau anggaran bansos dan program-program untuk mendukung pengurangan kemiskinan, tahun lalu kan Rp460 triliun, itu sebagian besar adalah program yang langsung diterima oleh kelompok miskin,” ucap Sri Mulyani saat ditemui di kantornya, Selasa (31/1).

Biasanya anggaran kemiskinan disalurkan melalui program yang telah ada. Salah satunya yaitu Program Keluarga Harapan (PKH). Program tahunan yang diadakan pemerintah ini, disalurkan kepada 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

“Itu enggak ada seminar-seminar, wong sudah ada by name, by address, by account number,” Dia menjelaskan.

Hal tersebut sama dengan bantuan kartu sembako yang langsung diberikan kepada masyarakat. Jadi seluruh anggaran kemiskinan yang diberikan sudah sesuai dengan jumlah sasaran penerima.

“Sembako juga sama itu untuk jumlah targeted by name, by address, by account number. Juga yang dilakukan oleh Ibu Kementerian Sosial yang tadi membuat pahlawan ekonomi nusantara, pemberian makanan, dukungan untuk lansia yang kurang mampu. Itu semuanya adalah langsung dilakukan,” tuturnya.

Sebelumnya, MenpanRB Azwar Anas mengatakan anggaran kemiskinan yang tersebar di kementerian/lembaga (KL) sebesar Rp500 triliun habis hanya untuk kegiatan rapat dan studi banding. Anggaran yang semestinya digunakan agar dapat meminimalisir angka kemiskinan, tak dilakukan dengan semestinya.

“Hampir Rp500 triliun anggaran kita untuk anggaran kemiskinan yang tersebar di kementerian dan lembaga (KL), tapi tidak in line dengan target Pak Presiden karena, K/L sibuk dengan urusan masing-masing,” ujar Anas mengutip detikcom, Minggu (29/1).

Baca Juga  Sri Mulyani Akui Dirinya Naik Alphard di Apron Bandara

“Programnya kemiskinan, tapi banyak terserap ke studi banding kemiskinan. Banyak rapat-rapat tentang kemiskinan. Ini saya ulangi lagi, menirukan Bapak Presiden, dan banyak program studi dan dokumentasi kemiskinan sehingga dampaknya kurang,” tambahnya.

Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion