Connect with us

Transportasi

LRT Jabodebek Layani 20,7 Juta Penumpang, Cerminkan Budaya Baru Mobilitas Urban Jabodetabek

Published

on

Foto istimewa

JAKARTA (Bindo.id) – Mobilitas masyarakat Jabodetabek terus menunjukkan peningkatan signifikan. Sepanjang Januari hingga September 2025, LRT Jabodebek, salah satu layanan andalan KAI Group, telah melayani 20.769.914 pelanggan, atau naik 41,74 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 14.653.832 pelanggan.

Pertumbuhan ini menandakan semakin kuatnya kepercayaan masyarakat terhadap transportasi publik modern yang efisien dan terintegrasi.

Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, mengatakan bahwa tren tersebut menjadi bukti perubahan cara masyarakat kota bergerak dan beraktivitas.

“LRT Jabodebek kini menjadi bagian penting dari kehidupan urban. Masyarakat memilihnya karena efisien, nyaman, dan terhubung langsung dengan moda lain seperti KRL, MRT, dan Whoosh. Ini menandakan budaya baru: bergerak bersama transportasi publik,” ujar Anne.

Sejak Maret 2025, jumlah trainset LRT Jabodebek bertambah dari 20 menjadi 22 unit, dengan frekuensi perjalanan meningkat dari 348 menjadi 366 perjalanan per hari. Optimalisasi berlanjut pada Juli 2025 dengan pengoperasian 24 trainset dan 396 perjalanan per hari. Peningkatan ini membuat waktu tunggu semakin singkat sekaligus memperluas akses masyarakat di lintas kota.

Bagi para pekerja perkotaan, peningkatan layanan tersebut menghadirkan kepastian baru berupa waktu tempuh yang lebih dapat diandalkan. Mobilitas yang efisien membantu menjaga produktivitas dan kualitas hidup warga Jabodetabek yang dinamis.

Selain memberikan manfaat langsung bagi mobilitas, kehadiran LRT Jabodebek juga membawa efek berantai bagi perekonomian perkotaan. Kawasan di sekitar stasiun — mulai dari Bekasi, Depok, hingga Cawang — kini berkembang menjadi simpul aktivitas baru. Akses transportasi yang lancar turut meningkatkan nilai properti, menghidupkan sektor UMKM, dan memunculkan pusat-pusat bisnis baru.

“Transportasi publik berperan langsung terhadap produktivitas masyarakat dan pertumbuhan wilayah. LRT Jabodebek memberi kemudahan akses, menghemat waktu perjalanan, dan memperkuat konektivitas ekonomi antara pusat kota dan kawasan penyangga,” jelas Anne.

Baca Juga  Sambut Liburan Sekolah, KAI Hadirkan Program "Schooliday", Diskon Tiket hingga 20 Persen

Konektivitas antarkota ini menjadikan Jabodetabek lebih dari sekadar wilayah administratif, melainkan satu kesatuan ekonomi perkotaan yang saling terhubung dan tumbuh bersama.

Sebagai moda berbasis listrik, LRT Jabodebek juga berkontribusi besar dalam pengurangan emisi karbon. Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, penggunaan transportasi massal seperti LRT dapat menekan emisi hingga 0,8 kilogram CO₂ per perjalanan dibandingkan kendaraan pribadi.

Dengan jutaan pengguna setiap bulan, kontribusi LRT terhadap udara bersih dan efisiensi energi semakin nyata. Langkah ini sejalan dengan arah pembangunan nasional menuju transportasi rendah emisi dan kota berkelanjutan.

“Setiap kali seseorang memilih naik LRT, ada dampak positif yang muncul bagi udara yang kita hirup, waktu yang kita miliki, dan masa depan kota yang kita tinggali,” tambah Anne.

Lebih dari sekadar moda transportasi, LRT Jabodebek kini menghadirkan cara baru dalam menjalani kehidupan kota. Setiap perjalanan mempertemukan berbagai cerita — pekerja yang pulang lebih cepat untuk berkumpul dengan keluarga, pelajar yang berangkat tanpa khawatir macet, hingga warga yang mulai terbiasa berbagi ruang dan ritme yang sama.

Budaya ini tumbuh menjadi fondasi baru bagi kota modern: masyarakat yang produktif, sadar lingkungan, dan saling terhubung.

“LRT Jabodebek adalah simbol kemajuan transportasi publik Indonesia. Layanan ini mempercepat pergerakan masyarakat, memperkuat pertumbuhan ekonomi, dan mendorong transformasi menuju lingkungan perkotaan hijau yang modern,” tutup Anne.(bas)

Ikuti berita terkini dari BINDO di
YouTube, dan Dailymotion