Connect with us

Transportasi

Sepanjang 1.782 Km Jalan Tol di Indonesia Siap Dilintasi Pemudik Lebaran 2024

Published

on

Foto istimewa//ilustrasi

JAKARTA (Bindo.id) – Sebanyak 1.782 km jalan tol yang beroperasi di Indonesia akan melayani pergerakan masyarakat selama arus mudik dan arus balik Lebaran. Hal itu disampaikan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang tergabung dalam Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI).

“Kami memastikan beberapa pekerjaan pemeliharaan di ruas-ruas tertentu, penambahan prasarana pendukung, telah siap sebelum periode arus mudik Lebaran berjalan. Semua BUJT anggota ATI siap melayani masyarakat pengguna jalan tol di seluruh Indonesia” kata ketua ATI, Subakti Syukur dalam keterangan resminya, Senin (1/4/2024).

ATI juga menyiapkan beberapa ruas tol fungsional. Subakti merinci, ruas-ruas yang akan difungsionalkan untuk mendukung penanganan arus mudik dan arus balik Lebaran, kebijakan hari dan waktu fungsionalnya, sepenuhnya mengikuti ketentuan dari tim Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, dan Korlantas Polri. 

“Mohon para pengguna berhati-hati dan mengikuti petunjuk dari petugas lapangan,” lanjut Subakti Syukur.

Menurutnya, koordinasi dengan pemangku-kepentingan telah dilakukan. Kesiapan sarana dan prasarana infrastruktur jalan tol dikoordinasikan bersama kementerian PUPR. 

Pengaturan kebijakan, termasuk rekayasa lalu lintas selama penanganan arus mudik dan balik, dikoordinasikan bersama Kementerian Perhubungan. 

“Mudah-mudahan berbagai skenario penanganan lalulintas akan berjalan baik, dan masyarakat pengguna jalan tol bisa merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H dengan aman, lancar, menyenangkan dan ceria”, jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal ATI, Kris Ade Sudiyono menyampaikan bahwa kondisi jalan tol dipastikan baik, terbebaskan dari kerusakan, lubang dan berbagai pekerjaan perbaikan, memiliki perambuan lengkap, serta marka jalan yang terlihat jelas sehingga memungkinkan dilalui dengan baik.

“Semua BUJT mengkonfirmasi untuk memfungsikan dan mensiagakan unit tambahan peralatan transaksi tol, derek, ambulan, kendaraan patroli dan resque, kamera pantau dan traffic management system, serta berbagai peralatan penunjang rekayasa lalulintas lainnya,” ungkapnya.

Menurut Kris, setidaknya ada tiga permasalahan yang umum menyertai event management lalulintas di festival besar seperti Lebaran. Pertama adalah kapasitas infrastruktur khususnya kapasitas jalan dan tempat istirahat. 

Rekayasa lalulintas melalui kebijakan one way maupun contra flow disiapkan di jalur tol utama, mengantisipasi pergerakan masif mudik dan balik Lebaran. Masyarakat diminta menyesuaikan rencana perjalanannya dengan pengaturan jadwal rekayasa lalu lintas ini.

“Di dalam rest area telah dilakukan penataan jalur lintasan, parking capacity report, himbauan berbagi dengan pembatasan waktu beristirahat, penyiapan paket makanan siap saji dan siap santap yang memungkinkan take away, dan lain-lain,” ucapnya.

Kris juga menyarankan pemanfaatan kantor layanan gerbang tol, tempat layanan publik, kantor instansi pemerintah, dan lain-lain, di luar jalan tol sebagai tempat istirahat sementara. 

“Kemudian, tentang perilaku sosial berupa kebiasaan yang diekspresikan di perjalanan mudik dan balik Lebaran. Perilaku sosial ini akan mempengaruhi aspek keselamatan, kelancaran, dan kenyamanan berkendaraan di jalan tol,” tambahnya.

Untuk itu terus dikampanyekan kesiapan berkendaraan: kondisi, kelaikan dan kesiapan kendaraan; kondisi dan kesiapan pengemudi dan penumpang; tidak membawa penumpang dan barang bawaan berlebih. 

Kemudian, Tertib lalulintas: berkendaaraan di jalurnya dan tidak menggunakan dan berhenti di bahu jalan; tidak memutar / pindah lajur di sembarang tempat; berkendaraan sesuai rambu dan panduan petugas; jaga jarak aman dan tidak memacu kecepatan berlebihan. 

Lebih lanjut, kesiapan perlengkapan pendukung: periksa kondisi dan tekanan ban, isi/periksa kondisi BBM dan saldo uang elektronik sebelum berada di jaringan jalan tol, beli/persiapkan tiket penyeberangan jauh hari sebelum keberangkatan, periksa kesiapan perlengkapan pribadi di perjalanan.

“Efektivitas komunikasi ini memerlukan komunikasi berkelanjutan dalam bentuk policy statement dari political leaders dan pemangku-kepentingan, pemanfaatan semua jaringan media komunikasi publik untuk mensosialisasikan dan mengkampanyekan tema komunikasi publik tersebut,” katanya.

Sebagai informasi, selain ruas yang dioperasikan funsional, yang dipastikan tidak bertarif, beberapa BUJT anggota ATI juga memberikan potongan tarif tol di ruas-ruas jalan tol utama, seperti ruas Trans-Jawa, ruas Tangerang-Merak, ruas Trans-Sumatera, serta beberapa ruas tol lainnya. 

Potongan tarif tol ini bervariasasi antara 10% sampai dengan 20%, berlaku untuk perjalanan menerus (barrier to barrier), dengan jadwal implementasi disesuaikan prediksi distribusi beban lalulintas arus mudik dan balik Lebaran di masing-masing ruasnya.(bas) 

Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion

Advertisement
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *