Connect with us

Ekonomi

Tanggapan Kemenperin Saat Tutupnya Pabrik Sepatu Bata Di Purwakarta

Published

on

Toko sepatu Bata [viva]

Jakarta, Bindo.id – Tutupnya pabrik sepatu Bata yang berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat menyita perhatian publik termasuk juga pemerintah.

Produsen atau PT Sepatu Bata Tbk telah menutup pabrik tersebut pada hari Selasa (30/4/2024)

Pada pengumumannya, PT Sepatu Bata Tbk menuturkan pihaknya telah berupaya selama 4 tahun terakhir untuk menghadapi tantangan. Akan tetapi, sejumlah model sepatu yang diproduksi oleh pabrik tersebut telah mengalami penurunan permintaan.

Menanggapi kasus itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan melakukan pemanggilan terhadap manajemen sepatu Bata untuk memperoleh penjelasan lengkap atas tutupnya pabrik tersebut.

“Kami akan panggil industri alas kaki Bata. Kami bingung (pabrik) ditutup, harusnya dibuka lagi pabriknya,” ujar Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif ketika ditemui di kantor Kemenperin, Senin (7/5/2024).

Dirinya mengklaim industri alas kaki dalam keadaan baik seiring berlakunya kebijakan larangan terbatas (Lartas) impor melaui Permendag Nomor 3 Tahun 2024 Tentang Perubahan Atas Permendag Nomor 36 Tahun 2023 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor.

“Kebijakan lartas ini kan mendorong agar investasi di industri alas kaki atau di sektor-sektor industri yang terkena lartas itu agar masuk, membangun pabrik di Indonesia,” tutur Febri.

Dirinya menerangkan komposisi bisnis Bata sebagian besar ada di sektor ritel yang diisi oleh produk impor.

“Manufaktur Bata sendiri hanya sebagian kecil yang memproduksi sepatu. Itu pun bahan bakunya berasal dari impor,” tuturnya.

Febri memiliki harapan pabrik sepatu tersebut kembali membuka pabriknya sebab banyak pekerja yang bergantung dari pabrik itu.

“Kami sarankan (Bata) perkuat lagi pabriknya di indonesia,” ujarnya.

Wajib memberikan hak pekerja

Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrialis dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kemenaker Indah Anggoro Putri menyebutkan setiap perusahaan yang menutup operasinya serta merumahkan karyawan diwajibka untuk memberikan hak karyawan berdasarkan aturan.

“Prinsipnya dari Kemenaker kalau memang bisnis atau usaha sudah tidak bisa dipertahankan alias bangkrut maka semua hak pekerja harus diberikan sesuai peraturan. Dan semua itu harus disepakati,” ujar Indah, Senin.

Industri alas kaki melemah Direktur Eksekutif Aprisindo Firman Bakrie menyebutkan sejumlah merek sepatu di segmen menengah ke bawah sedang mengalami penurunan penjualan saat Lebaran 2024 kemarin.

Firman berpendapat bisnis sepatu Bata masih akan terus berjalan terutama pada bidang ritel.

“Selain produksi di Purwakarta, Bata juga masih memiliki skema bisnis berupa order maklun (pemesanan sepatu ke pabrik lain) untuk brand mereka,” ujar Firman, Senin.

Firman menyebutkan tutupnya pabrik sepatu Bata sebab timbulnya kerugian dari penurunan pesanan di bulan Ramadhan lalu dengan biaya yang tak seimbang dengan pemasukan perusahaan.

Dirinya menyebutkan penurunan pesanan terjadi sebab naiknya inflasi sehingga banyak kebutuhan pokok masyarakat, diantaranya pangan yang mengalami kenaikan secara drastis.

Oleh sebab itu, menurutnya masyarakat masih lebih mementingkan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.

Pada tahun 2024 ini juga ramai tantangan, mulai dari inflasi pangan serta lainnya.

“Beberapa brand pada Lebaran kemarin untuk segmen menengah dan menengah ke bawah mengalami penurunan dibanding untuk periode yg sama di 2023,” ujarnya.

Dirinya menyebutkan hal ini juga memiliki pengaruh terhadap produsen alas kaki.

Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion

Advertisement
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *