Peristiwa
Aktivitas Sesar Bawah Laut Sebabkan Sumenep Diguncang Gempa M 6,5
![Sumenep diguncang Gempa M 6,5 [merdeka]](https://www.bindo.id/wp-content/uploads/2025/10/Sumenep-Diguncang-Gempa-M-65-9635b4c4.jpg)
Jakarta, Bindo.id – Gempa magnitudo 6,5 mengguncang Sumenep, Jawa Timur pada Selasa (30/9/2025) pukul 23.49 WIB diguncang Gempa.
Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa bumi ini punya parameter update dengan magnitudo M 6,0.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menuturkan pusat gempa bumi letaknya di koordinat 7,35° LS;114,22° BT. Tepatnya berada di laut pada jarak 58 Km arah Tenggara Sumenep, Jawa Timur dengan kedalaman 12 km.
Ia mengatakan gempa itu termasuk gempa bumi dangkal yang terjadi dampak aktivitas sesar aktif bawah laut.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif bawah laut,” ujarnya saat siaran persnya, Rabu (1/10/2025).
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” imbuhnya.
BMKG pastikan gempa ini tak ada potensi tsunami.
Gempa Terasa hingga Bali dan Lombok
Dampak Gempa Sumenep dirasakan cukup luas hingga Bali dan Nusa Tenggara Barat. Dari laporan BMKG, getaran terkuat berada di Pulau Sapudi yang memiliki intensitas V–VI MMI. Seluruh warga juga merasakan guncangan, bahkan ada kerusakan ringan pada sebagian bangunan.
Gempa terasa pada intensitas IV MMI di daerah Sumenep. Getaran menyebabkan banyak orang panik, gerabah pecah, pintu dan jendela berderik, bahkan dinding pun berbunyi.
Daerah Situbondo, Sampang, Pamekasan, maupun Surabaya juga merasakan getaran yang intensitasnya III–IV MMI. Di daerah tersebut gempa terasa jelas di dalam rumah seolah-olah truk besar melintas.
Getaran skala III MMI juga terasa hingga Tuban, Denpasar, serta Gianyar. Pada sejumlah daerah seperti Tabanan, Buleleng, Kuta, Banyuwangi, Bangkalan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Sidoarjo, serta Mojokerto, guncangan terasa pada skala II–III MMI.
Getaran lebih lemah (II MMI) terdata di Lombok Utara, Mataram, Lombok Tengah, Malang, Blitar, Bondowoso, serta Poncokusumo. Di wilayah tersebut, gempa hanya dirasakan sebagian orang dan benda ringan bergoyang.
Walaupun getarannya meluas, BMKG pastikan gempa ini tak memiliki potensi tsunami.
Ada Gempa susulan
Daryono mengatakan hingga Rabu (1/10/2025) pukul 00.29 WIB, BMKG mendata 4 kali gempa susulan (aftershock) dan magnitudo terbesarnya M 4,4.
BMKG mengingatkan kepada masyarakat supaya tetap tenang dan tak terpengaruh dengan isu yang tak benar.
Warga juga diminta untuk menjauh dari bangunan yang retak atau rusak. Selain itu, warga juga diminta untuk memeriksa kondisi rumah sebelum kembali masuk.
Informasi resmi tentang gempa ini hanya disampaikan lewat kanal BMKG yang terverifikasi, termasuk situs web bmkg.go.id, aplikasi Info BMKG, maupun kanal resmi media sosial BMKG.
Ikuti berita terkini dari BINDO di
YouTube, dan Dailymotion