Info Regional
Kirab Beksan Trunajaya Di Yogyakarta Tampilkan 2 Kereta Pusaka Keraton
![Kirab Beksan Trunajaya di Yogyakarta [kabarjawa]](https://www.bindo.id/wp-content/uploads/2025/10/Kirab-Beksan-Trunajaya-di-Yogyakarta-82d8c009.jpg)
Yogyakarta, Bindo.id – Keraton Yogyakarta mengadakan kirab Beksan Trunajaya pada Rabu sore tanggal 22 Oktober 2025.
Kirab ini dilakukan mulai dari gedung DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kemudian berjalan menyusuri Jalan Malioboro menuju ke Keraton Yogyakarta.
Acara ini jadi istimewa dengan keluarnya 2 kereta milik Keraton Yogyakarta. Kedua kereta tersebut bernama Kereta Landower Surabaya serta Kereta Premili.
Sudah 13 tahun kereta tersebut tidak ditampilkan ke publik, terakhir kali dikeluarkan dari Museum Wahanarata.
Kirab Beksan Trunajaya juga memiliki fungsi sebagai peringatan hari ulang tahun Raja Keraton Yogyakarta pada penanggalan kalender Jawa.
“Jadi ini pertama kalinya (dua kereta Keraton) keluar kembali,” ujar MB Ronggowaditro selaku Abdi Dalem Bagian Tridomartani yang bertanggung jawab atas acara ini, Rabu (22/10/2025).
Ronggowaditro juga menerangkan urutan kirab. Ia mengatakan Kereta Landower Surabaya ada di depan, di mana Bupati Tumenggung menjadi sosok pimpinan Beksan Trunajaya.
“Landower di depan, di bagian akhir ada kereta Promili sebagai pengajar beksan,” tuturnya.
Dulunya Kereta Promili dipakai untuk mengangkut penari putra dan putri di acara resmi Keraton Yogyakarta.
Sekitar 400 abdi dalem, seniman tradisi, dan prajurit juga ikut dilibatkan di acara kirab ini.
Kirab ini dibagi jadi 3 bagian, yakni prosesi kirab budaya, upacara adat sugengan sebagai ungkapan rasa syukur, serta persembahan tari Beksan Trunajaya di Pagelaran Keraton.
Tarian klasik Beksan Trunajaya punya makna simbolis tentang kepahlawanan serta kesetiaan.
“Dibanding tahun lalu, kali ini lebih besar skalanya. Tahun lalu belum ada kereta kuda. Sekarang, selain dua kereta itu, jumlah parogo juga meningkat sekitar 72 orang,” ujarnya.
Reaksi penonton
Salah satu penonton bernama Palupi, menuturkan banyak warga yang belum mengetahui informasi kereta kuno milik Keraton Yogyakarta.
“Keretanya bagus. Tadi sempat ngobrol sama penonton lain, ternyata banyak yang tidak tahu kalau kereta itu kereta Pusaka Keraton Yogyakarta,” tuturnya.
Penonton lainnya bernama Dito, menyebutkan kereta yang dipakai punya bentuk yang berbeda jika dibandingkan dengan kereta kuda pada umumnya.
“Beda bentuknya, ternyata kereta punya Keraton. Perawatannya pasti ekstra, sampai sekarang masih bisa dipakai,” ujarnya.
Keraton Yogyakarta sebelumnya mengumumkan kirab Trunajaya akan memperlihatkan 2 kereta pusaka bersejarah yang sudah lebih dari satu dekade tak dipertontonkan ke publik.
Kepala Museum Wahanarata, RM Pradiptya Abikusno, mengatakan momen ini sangat spesial sebab terakhir kali kedua kereta dipakai saat Dhaup Ageng tahun 2013.
Dhaup Ageng tersebut merupakan pernikahan agung antara GKR Hayu dengan KPH Notonegoro tanggal 23 Oktober 2013.
Ikuti berita terkini dari BINDO di
YouTube, dan Dailymotion