Connect with us

Info Regional

KSP Tanggapi Kasus Ibu Hamil Meninggal Setelah Ditolak Melahirkan di RSUD Subang

Published

on

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Brian Sri Prahastuti [ksp]
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Brian Sri Prahastuti [ksp]

Jakarta, Bindo.id – Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Brian Sri Prahastuti menanggapi kasus ibu hamil yang meninggal dunia setelah ditolak di RSUD Ciereng, Subang, Jawa Barat.

Brian sangat menyayangkan kejadian ini. Dirinya menyayangkan masih ada rumah sakit (RS) yang melakukan penolakan penanganan saat situasi gawat darurat.

“Apalagi, kasus ini menyebabkan kematian ibu dan bayi,” tutur Brian, Selasa (7/3/2023) dilansir dari kompas.com.

“Penurunan angka kematian ibu merupakan prioritas nasional,” ungkapnya.

Hal ini sama seperti penurunan angka stunting yang menjadi prioritas nasional. Brian berpendapat Dinas Kesehatan Kabupaten Subang wajib mengadakan audit kasus. Audit ini bertujuan untuk mengetahui penyebab dari kematian ibu hamil tersebut.

Dinas Kesehatan juga harus membuat rekomendasi supaya kasus serupa tak terulang kembali, terlebih di RSUD Ciereng, Subang. Brian menuturkan standar kualitas layanan yang harus dipatuhi oleh Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehemsif (PONEK) di RS saat ini sudah ada.

Standar kualitas layanan tersebut dibuat agar dapat mencegah keterlambatan penanganan pada kasus kegawatdaruratan obstetrik dan neonatal yang ada di RS. Brian juga menanggapi kronologi sebelum ibu hamil tersebut meninggal dunia.

Dirinya menuturkan pasien sudah memperoleh penanganan awal di IGD RS sebelum dipindahkan ke bagian PONEK. Dia mengatakan seharusnya urusan administrasi dapat diselesaikan tanpa melakukan penundaan tindakan medis yang dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi.

Kurnaesih (39), ibu hamil yang tinggal di Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, Jawa Barat meninggal dunia setelah ditolak melahirkan di RSUD Ciereng Subang, Kamis (16/2/2023).

Pihak keluarga didampingi oleh bidan desa sudah mencoba untuk membawa Kurnaesih ke rumah sakit tersebut. Tetapi, perawat menuturkan bahwa ruangan khusus ibu melahirkan dan ICU sudah penuh. Perawat mempersilakan keluarga untuk membawa Kurnaesih ke rumah sakit lain.

Baca Juga  Menkes Terbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Untuk Berikan Payung Hukum Pada Rumah Sakit Terapung

Bidan desa sempat meminta perawat agar melakukan pemeriksaan kepada Kurnaesih, namun hal tersebut diabaikan. Bidan desa dan keluarga akhirnya membawa Kurnaesih pergi dari RSUD Ciereng Subang dan dibawa menuju rumah sakit lain. Akan tetapi, saat dalam perjalanan, Kurnaesih mengalami muntah-muntah dan akhirnya meninggal dunia.

Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion