Connect with us

Keuangan

Uang Elektronik dan Aplikasi Dompet Digital, Solusi Buat Kamu yang Sulit Mengatur Keuangan

Published

on

Pengguna uang elektronik membayar tagihan dengan metode non-tunai melalui aplikasi dompet digital

Sebagai alat tukar atau alat pembayaran resmi dari pemerintah, uang merupakan salah satu benda yang selalu dibawa oleh hampir semua orang kemanapun setiap hari.

Iya dong? Zaman sekarang udah sulit cari pedagang yang terima metode pembayaran barter. Coba aja kamu pergi beli pulsa terus tawarkan bayar dengan sayur atau daging, kira-kira gimana reaksi si pedagang pulsa?

Meskipun uang adalah satu-satunya alat pembayaran yang dapat diterima secara umum, tapi transaksinya tidak selalu dengan cara pembayaran tunai.

Selain membayar dengan uang tunai, seorang pembeli dapat melakukan pembayaran dengan metode pembayaran non-tunai.

Apa itu Metode Pembayaran Non-tunai?

Pembayaran non-tunai adalah metode pembayaran tanpa menggunakan uang fisik (uang tunai). Contohnya antara lain kartu kredit, kartu debit, cek, hingga yang paling mutakhir adalah uang elektronik atau e-money.

Pada artikel ini kita akan membahas yang terakhir disebut, yaitu uang elektronik atau e-money.

Kenapa? Karena berbeda dengan negara maju, tidak semua orang di Indonesia dapat memiliki kartu kredit.

Adapun soal kartu debit / kartu ATM, tidak semua pedagang memiliki mesin EDC (alat untuk melakukan pembayaran debit).

Sementara untuk e-money, sudah banyak pedagang yang mulai menerima pembayaran non-tunai e-money. Mulai dari warung kecil, pedagang street food, cafe, restoran, supermarket, sampai tenant-tenant di mall.

Apa itu E-money atau Uang Elektronik?

Menurut Wikipedia Indonesia, uang elektronik adalah alat pembayaran yang berbentuk elektronik di mana nilai uangnya disimpan dalam media elektronik yang dikenal sebagai e-wallet atau dompet digital.

Sampai sini istilahnya makin rancu nih, jenis uangnya disebut uang elektronik. Sementara dompetnya dibilang dompet digital. Ya pokoknya sama aja ya baik itu penggunaan istilah elektronik atau digital.

Transaksi e-money membutuhkan jaringan internet karena pemakaiannya daring (online) menggunakan perangkat telepon pintar atau komputer. 

Beberapa platform e-money yang cukup banyak penggunanya di Indonesia adalah OVO, Go-Pay, LinkAja, dan DANA. Beberapa bank-bank besar nasional juga meluncurkan platform mobile banking (m-banking) yang mendukung metode transaksi cashless tanpa kartu, persis seperti aplikasi dompet digital.

Kenapa E-money dan Dompet Digital Dapat Membantu Mengatur Keuangan?

Lalu, apakah benar uang elektronik dan aplikasi dompet digital dapat menjadi solusi bagi mereka yang selalu kesulitan mengatur keuangannya? Alasannya?

Nah, untuk mengetahui benar atau tidaknya mari kita kupas tuntas secara tajam, setajam gillette!

1. Praktis

Uang elektronik sangat praktis, tidak membutuhkan dompet dan tidak terdiri dari berbagai pecahan nominal.

Ga ada lagi tuh pemandangan dompet yang tebal dengan berbagai macam pecahan uang. Mulai dari lima ribu, sepuluh ribu, dua puluh ribu, lima puluh ribu, seratus ribu. Belum ditambah lagi dengan uang logaman yang beratnya bisa bikin celana melorot. Aduh mau belanja atau fitness broh?

2. Tidak Butuh Uang Kembalian

Hal yang paling sering terjadi saat melakukan pembayaran dengan uang tunai adalah tidak adanya uang kembalian. Kita harus bersabar menunggu si pedagang yang pergi maraton sana sini mencari tukaran uang.

Atau yang paling klasik dan hampir semua orang pernah mengalami, uang kembalian diganti dengan permen. Niatnya cuma mau beli roti, akhirnya malah beli roti sama permen. Lebih boros? udah pasti!

Jika si pembeli melakukan pembayaran non-tunai dengan menggunakan e-money, hal-hal tersebut sudah pasti tidak akan terjadi.

3. Penggunaan Uang Sesuai Kebutuhan dan Tidak Berlebihan

Tidak melakukan pembayaran tunai maka tidak ada uang kembalian di kantong. Tidak ada uang kembalian di kantong artinya tidak ada uang nganggur yang beresiko terpakai habis secara sembarangan.

Kita semua pasti pernah mendengar kalimat “uang seratus ribu akan selalu utuh jika tidak pecah menjadi uang receh“. Begitu uang 100 ribu tersebut terpakai, sebut saja untuk membeli sarapan seharga 15 ribu. Sisanya yang 85 ribu bisa habis tanpa kita sadar kita sudah membeli apa saja dengan uang tersebut. Atau setidanya yang tersisa utuh tinggal 50 ribu, sementara yang 35 ribu sudah tidak dapat diselamatkan.

Hal tersebut kerap terjadi jika kita selalu membawa uang tunai kemana-mana. Solusinya? Ya beralih ke metode pembayaran non-tonai seperti e-money / uang elektronik.

4. Menawarkan Keamanan Ekstra

Untuk point keempat ini, rasanya penulis harus menggunakan metode hard selling ala sales-sales produk “itu” tuh. Ngajakin ngebayangin situasi-situasi mengerikan yang mungkin bisa terjadi kapan saja.

Coba bayangkan ya, kalau suatu hari kita kehilangan tas atau dompet kita. Entah itu karena jatuh, tertinggal, dicuri, atau kecopetan. Semua barang berharga yang ada di dalam tas atau dompet tersebut dipastikan ikut hilang, termasuk uang tunai!

Nah, berhubung media untuk menyimpan uang elektronik atau e-money adalah dompet digital (e-wallet) dalam bentuk aplikasi yang terpasang pada ponsel pintar (hape). Maka dari itu, pengguna e-money tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar.

Jika kita kecopetan atau kehilangan tas atau dompet, selama ponsel tidak hilang uang kita tetap aman. Kalau ponselnya ikut hilang? Setidaknya uangnya tetap aman.

Nah itu semua adalah keuntungan dari penggunaan e-money jika dibandingkan dengan membawa uang tunai.

Keuntungan tersebut juga berlaku bagi pedagang atau merchant yang menerima pembayaran e-money loh, bukan cuma untuk tukang belanja aja.

Kekurangan atau Kelemahan E-money

Jika ada kelebihan, sudah tentu akan ada juga kekurangan atau kelemahannya. Tidak ada apapun yang sempurna di dunia ini, karena kesempurnaan hanya milik Allah semata. Ciyeeeh

Nah, setelah sederet keunggulannya, sekarang mari kita lihat apa saja kekurangannya.

1. Bergantung Sepenuhnya pada Kualitas Jaringan Internet

Transaksi digital sudah pasti mengandalkan jaringan internet, begitu juga dengan e-money. Jadi jika transaksi dilakukan dalam keadaan koneksi internet yang buruk, resiko kegagalan transaksi sangat tinggi.

Tapi para pengguna e-money tidak perlu khawatir akan kehilangan uang. Pihak pengembang e-money sudah melakukan langkah-langkah preventif apabila hal semacam ini terjadi.

2. Rentan Terhadap Aksi Penipuan Online

Penipuan dan pencurian online (cyber crime) saat ini mulai marak terjadi di kalangan masyarakat. Salah satu targetnya adalah para pengguna aplikasi dompet digital.

Modus penipuannya juga bermacam-macam. Mulai dari sms atau telepon yang mengabarkan bahwa korban menang undian ratusan juta. Sampai modus yang baru-baru ini viral, pelaku mengaku sebagai kurir paket dan mengirimkan aplikasi phising untuk mencuri data digital korban.

Para pengguna e-money dan aplikasi dompet digital harus sangat bijaksana dalam menghadapi hal-hal tersebut. Jangan pernah memberikan akses, kata sandi, PIN dan kode verifikasi yang bersifat pribadi kepada siapapun.

3. Lupa Data Pribadi? Uang Bisa Hilang!

Karena maraknya aksi penipuan dan pencurian online, pihak pengembang uang elektronik dan aplikasi dompet digital harus melindungi para pengguna (nasabah) dengan keamanan berlapis.

Aplikasi dompet digital umumnya akan meminta pengguna menggunakan dua sampai tiga lapis proteksi. Mulai dari kata sandi, PIN, verifikasi no telepon, verifikasi wajah, sampai sidik jari.

Perlindungan berlapis tersebut terbukti sangat ampuh dalam menangani tindak pencurian dan penipuan online. Tapi tidak jarang si pengguna malah tidak dapat mengakses dompet digital milik mereka sendiri. Hal tersebut terjadi seringnya karena pengguna lupa kata sandi atau PIN yang mereka perlukan untuk mengakses dompet digital mereka.

Jika pengguna lupa dengan akses kata sandi atau PIN. Mereka dapat merubah kata sandi dan PIN mereka menggunakan fitur lupa kata sandi / PIN. Untuk merubah kata sandi dan PIN dibutuhkan verifikasi data, termasuk verifikasi alamat email dan nomor telepon.

Maka dari itu, para pengguna uang elektronik sangat disarankan untuk selalu menggunakan data pribadi sebenar-benarnya. No KTP jangan pakai angka 1 sampai 9 ya, kebiasaan!

Gunakan selalu satu aku email pribadi dan nomor telepon pribadi yang tidak pernah diganti. Jangan biasakan gonta-ganti no telepon. (Nay)

Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion

Advertisement
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *