Connect with us

Bisnis

Dorong Program Green Project, Kini Hadir Platform CXR BRI

Published

on

Carbon Exchange Rakyat, Green Project

Pemerintah berupaya mendorong mekanisme transisi energi atau Energy Transition Mechanism (ETM) melalui green project. Green project ini telah direalisasikan oleh sejumlah perusahaan.

Dukungan fiskal juga rencananya akan dibuat pemerintah untuk memberikan dukungan kepada perusahaan yang menerapkan green project.

Green Project Menuju Net Zero Emission

Salah satu wujud penerapan green project yakni program energy hijau.

Indonesia dinilai siap untuk menuju energy hijau sebab sumber daya yang melimpah. Energy hijau tersebut dapat diperoleh dari pembangkit surya, pembangkit geothermal, pembangkit air, biomassa, maupun arus laut.

Peran perbankan dalam memberikan pembiayaan terhadap berbagai green project dapat menjadikan Indonesia sebagai negara yang paling cepat untuk mengakselerasi energi fosil ke energi hijau.

Proyek energi hijau saat ini membutuhkan pendanaan yang besar sebab investasinya masih tinggi jika dibandingkan dengan investasi pada energi fosil.

Indonesia dinilai memerlukan investasi senilai US$ 200 miliar untuk pembangunan yang berkelanjutan. Hal ini telah diungkapkan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani saat ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting and Related Meetings, Selasa (22/8/2023).

Upaya lain yang dilakukan pemerintah dalam green project ini yakni dengan membuka Bursa Karbon.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah meresmikan Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) yang digelar di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Dukungan ini termasuk sebagai usaha pemerintah melakukan program mekanisme transisi energi atau Energy Transition Mechanism (ETM).

Hasil dari perdagangan karbon lewat sistem bursa karbon tersebut akan kembali digunakan oleh Pemerintah untuk proyek-proyek menurunkan emisi agar target Net Zero Emission dapat terwujud.

Carbon Trading Indonesia

Saat ini para pelaku usaha dapat ikut berpartisipasi dalam Carbon Trading Indonesia.

Pelaku usaha seperti Perseroan yang berkomitmen atau berpartisipasi dengan sukarela mengurangi emisi Gas Rumah Kaca bisa tergabung dalam Pengguna Jasa IDXCarbon dan melakukan pembelian Unit Karbon yang tersedia.

Upaya Pemerintah untuk menciptakan Net Zero Emission (NZE) pada 2060 bisa terwujud dengan kontribusi aktif semua pihak, salah satunya korporasi besar seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Maka dari itu, perseroan mempunyai siasat khusus dalam mendorong dan melakukan kontribusi nyata untuk mewujudkan visi pemerintah tersebut.

CXR BRI Ramaikan Carbon Trading Indonesia

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menghadirkan platform Carbon eXchange Rakyat (CXR BRI) sebagai pelopor yang mendukung perdagangan karbon dan memberikan peluang untuk masyarakat agar berperan dengan nyata dalam aksi hijau.

Perbankan termasuk Bank BRI berperan dalam memberikan pendanaan sejumlah proyek energi hijau yang dapat menjadikan Indonesia sebagai negara yang tercepat dalam menjalankan akselerasi energi fosil ke energi hijau.

Direktur Kepatuhan BRI A. Solichin Lutfiyanto mengatakan bahwa Perseroan berupaya agar menjadi role model untuk semua stakeholders dalam menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Indonesia.

Teknologi Blockchain Dalam CXR BRI

CXR BRI siap ramaikan Pasar Carbon Trading Indonesia menggunakan teknologi blockchain. Teknologi ini berguna untuk menjamin keamanan dan transparansi transaksi.

Blockchain merupakan sistem yang berfungsi menyimpan data digital yang tersebar dan aman, di mana masing-masing transaksi terverifikasi dan tercatat secara umum.

Beberapa kelebihan penggunaan blockchain dalam CXR BRI:

  • Transparansi, masing-masing transaksi kredit karbon di platform dapat dilacak seluruh pihak guna menghindari adanya manipulasi dan kecurangan.
  • Keamanan, data transaksi tersimpan secara aman dan tidak bisa diubah untuk menghindari adanya risiko pemalsuan atau kehilangan kredit karbon.
  • Efisiensi, menjadikan proses verifikasi dan penyelesaian transaksi lebih efisien dan cepat.

Platform CXR BRI memberikan sejumlah peluang bagi Indonesia untuk:

  • Mengoordinasikan dana terhadap proyek-proyek ramah lingkungan. Dengan adanya peran dari masyarakat dalam perdagangan karbon, CXR BRI bisa dijadikan sebagai sarana pendanaan baru untuk proyek-proyek contohnya peningkatan energi terbarukan, reboisasi hutan, serta teknologi hijau lainnya.
  • Menumbuhkan kesadaran lingkungan. Perubahan perilaku masyarakat dapat dilakukan melalui platform CXR BRI sebagau sarana edukasi supaya lebih ramah lingkungan.
  • Menciptakan pasar karbon yang kuat. CXR BRI berpeluang menjadi pelopor terhadap terciptanya pasar karbon yang efisien dan likuid di Indonesia.

Selain itu, beberapa tantangan yang harus dijumpai CXR BRI yaitu:

  • Edukasi dan Sosialisasi. Penting untuk menambah wawasan bagi masyarakat terkait konsep perdagangan karbon dan kegunaannya untuk lingkungan.
  • Peraturan dan Standarisasi. Peraturan yang kredibel dan jelas diperlukan untuk menjamin transparansi dan integritas pasar karbon.
  • Pembangunan infrastruktur. Perlunya meningkatkan infrastruktur teknologi dan keuangan guna mendorong perkembangan dan keberlangsungan platform CXR BRI.

Meskipun begitu, adanya CXR BRI merupakan aksi yang perlu diberikan apresiasi. Platform tersebut memberikan jalan untuk Indonesia agar menjadil pendiri dalam mendorong perdagangan karbon dan berperan nyata dalam usaha untuk mengendalikan perubahan iklim.

Solichin juga mengatakan bahwa sejak tahun 2020 BRI sudah memperhatikan emisi karbon. Pada penanganan emisi karbon, BRI mengangkat global standard SBTi (Science-Based Target Initiatives), yakni berinisiatif menerapkan yang dengan langsung bisa meminimalisir emisi, contohnya memasang solar panel, penggunaan kendaraan listrik, menggunakan teknologi lain yang beremisi rendah, dan memberikan dorongan secara finansial dan non-finansial yang diperlukan oleh nasabah yang menjadikan transisi ekonomi bisa dijalankan.

Sepanjang ini, pembiayaan berkelanjutan sudah dilakukan oleh Perseroan yang terdiri dari pembiayaan kepada sektor hijau dan UMKM. BRI sudah memberikan pembiayaan sejumlah Rp 79,4 triliun pada semester I/2023 khusus untuk kredit pada green project. Sedangkan dari segi pendanaan, BRI sudah membuat Green Bond 2022 sejumlah Rp 5 triliun, dan Sustainability Bond 2019 sejumlah US$ 500 juta.

Dari segi operasional, menurut data per Agustus 2023 BRI sudah mulai berpindah memakai kendaraan listrik, yang sekarang ini totalnya sudah mencapai 97 mobil listrik, dan 90 motor listrik yang digunakan untuk kendaraan operasional kantor. SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) juga sudah dimiliki oleh BRI di Lingkungan Kantor Pusat BRI. Sejumlah 31 unit kerja BRI juga sudah memakai panel surya sebagai alternatif pemakaian listrik.

Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion

Advertisement
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *