Info Regional
Program Satu Kampung Satu Bidan Resmi Diluncurkan Pemkot Yogyakarta
![Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo [tribunnews]](https://www.bindo.id/wp-content/uploads/2025/10/Wali-Kota-Yogyakarta-Hasto-Wardoyo-e7fdeb8c.jpg)
Yogyakarta, Bindo.id – Program inovatif bernama “Satu Kampung Satu Bidan” telah diluncurkan Pemerintah Kota Yogyakarta.
Tujuan program Satu Kampung Satu Bidan ini yakni meningkatkan kualitas layanan kesehatan di masyarakat. Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo menuturkan program ini juga melibatkan tenaga kesehatan yang akan mengawasi serta memastikan kualitas hidup warga, mulai dari kelahiran anak hingga perawatan lansia.
Di program ini, Pemkot Yogyakarta sudah merekrut sebanyak 45 bidan atau tenaga kesehatan baru. Mereka akan ditempatkan di setiap kelurahan.
Setiap bidan atau tenaga kesehatan akan memiliki tanggung jawab penuh pada kesehatan di satu kelurahan.
“Mereka akan mengawal daur hidup manusia, memastikan kualitas hidup warga, anak yang akan dilahirkan tidak stunting, dan lansia diperhatikan kesehatannya, karena Kota Yogyakarta menua dengan 16 persen lansia,” ujar Hasto, Jumat (3/10/2025).
Kata Hasto, layanan yang diberikan ke masyarakat akan gratis.
“Pemerintah hadir melalui layanan pemeriksaan kesehatan gratis. Launching hari ini juga merupakan satu perubahan di usia Kota Yogyakarta ke-269,” tuturnya.
Hasto mengatakan ada 1.169 lansia jompo yang perlu dijangkau langsung di tempat tinggal mereka agar mereka bisa memperoleh layanan kesehatan.
Tujuan program ini yakni mendatangi mereka, memeriksa kondisi kesehatan, serta memberi perawatan yang dibutuhkan.
“Banyak lansia jompo tinggal di gang-gang sempit, becak saja tidak bisa masuk, jadi ya harus didatangi. Maka puskesmas tanpa dinding, termasuk bidan dan nakes baru ini, akan menerobos ke 169 kampung,” jungkapnya.
Mulai bulan Oktober, para bidan serta tenaga kesehatan baru akan mendampingi 45 kelurahan bersama dengan puskesmas.
Kata Hasto, ada 5 fokus intervensi utama di program ini, yakni penyakit menular seperti TBC dan HIV, penyakit tak menular, pencegahan stunting, kesehatan lansia, serta kesehatan jiwa.
“Membangun sumber daya manusia itu tidak hanya fokus pada warganya, tapi juga petugas kita. Sebulan lagi bidan dan nakes dikumpulkan, kita evaluasi dengan indikator konkret,” ujar Hasto.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani menyebutkan program ini sebagai upaya nyata untuk mendekatkan tenaga kesehatan dan masyarakat.
“Program ini juga didukung pengembangan aplikasi Jogja Sehat oleh Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian. Sistem ini memperkuat pencatatan, pelaporan, dan koordinasi lintas sektoral agar layanan lebih efektif,” ujarnya.
Salah satu tenaga kesehatan bernama Arnika Julia Fergin, yang akan bertugas di Kelurahan Klitren, mengaku siap mengabdikan diri.
“Sebagai lulusan D3 Kebidanan, saya ingin mengimplementasikan ilmu yang saya pelajari, memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia mengatakan Program ini merupakan kesempatan untuk benar-benar dekat dengan warga. Selain itu juga membantu ibu hamil, balita, bahkan lansia supaya mereka semua lebih sehat.
Ikuti berita terkini dari BINDO di
YouTube, dan Dailymotion