Connect with us

Kesehatan

Demam Babi Afrika, Dua Kabupaten Di Wilayah Papua Pegunungan Positif Terjangkit

Published

on

Ilustrasi demam babi afrika [dkylb]

Jayapura, Bindo.id – Ada 2 kabupaten di Provinsi Papua Pegunungan, yaitu Kabupaten Jayawijaya serta Kabupaten Yahukimo, yang positif terjangkit wabah demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).

Sekretaris Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Provinsi Papua Pegunungan, Malhai Mabel menyampaikan hal itu saat siaran pers, Kamis (26/12/2024).

“Ada 6 kasus wabah demam babi Afrika yang ditemukan di Provinsi Papua. Kami sudah melakukan pemeriksaan sampel di laboratorium dan dinyatakan positif,” ujar Malhai.

Dirinya juga menekankan pentingnya upaya antisipasi yang cepat untuk melakukan pencegahan penyebaran wabah ini supaya tak meluas di Provinsi Papua Pegunungan.

Kata Malhai, apabila tak segera diantisipasi, wabah ASF bisa menyebar serta mengancam keberadaan seluruh babi yang ada di wilayah itu.

Pemerintah melarang impor ternak babi maupun daging babi dari luar daerah sebagai upaya pencegahan.

“Sudah dua minggu lalu kami telah berkoordinasi dengan aviasi cargo pesawat, agar tidak mengangkut ternak babi maupun daging ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya dan Kabupaten Yahukimo,” ujarnya.

Kata Malhai, Kepala Dinas sudah bertemu dengan pihak cargo di Bandara Sentani Jayapura untuk memastikan tak ada pengiriman ternak babi dari daerah yang terjangkit virus ASF.

“Kami imbau kepada masyarakat di 8 kabupaten, terutama kelompok ternak maupun kelompok usaha agar tidak mengirimkan ternak babi hidup maupun daging dari luar. Kita utamakan ternak lokal yang ada di daerah ini,” ujarnya.

Dokter hewan, Ribka Elopere menuturkan demam babi Afrika sebagai virus yang baru terdeteksi di wilayah Papua Pegunungan.

Walaupun hanya 2 kabupaten yang sampelnya positif, Ribka menuturkan virus ini sebrtulnya telah menyebar lebih luas.

“Wabah ASF bisa menyerang seluruh jenis babi, baik ternak babi lokal maupun ras babi apapun bisa terserang,” ujar Ribka.

Dirinya menekankan, tak ada pengobatan maupun vaksin untuk virus ASF. Apabils virus ini menyebar, seluruh babi di Papua Pegunungan memiliki risiko terjangkit.

Baca Juga  Putra Daerah Di Papua Didorong Untuk Bisa Menguasai Teknologi Proyek Palapa Ring Timur

“Ketika babi terkena virus ASF, maka otomatis akan mati dan tidak ada kesembuhan,” tuturnya.

Kata Ribka, gejala klinis yang bisa diamati pada babi yang terkena infeksi virus ini diantaranya demam tinggi, diare, kemerahan di kulit, maupun keluarnya darah dari hidung, mulut, dan kemaluan.

“Di Papua Pegunungan kita belum ketemu, karena kurang adanya laporan dari masyarakat atau peternak babi,” ujarnya.

Masyarakat diharapkan bisa lebih waspada setelah ada informasi ini. Selain itu, masyarakat juga diharapkan mengambil upaya pencegahan yang dibutuhkan demi melindungi ternak mereka.

Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion

Advertisement
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *