Connect with us

Ekonomi

Sektor Properti Sumbang Ekonomi RI Sebanyak Rp 2.800 T, Jokowi Berikan Pujian

Published

on

Presiden Joko Widodo (Jokowi) [Setkab]
Presiden Joko Widodo (Jokowi) [Setkab]

Jakarta, Bindo.id – Presiden Jokowi memberikan pujian pada kontribusi sektor properti sebab turut menyumbang perekonomian Indonesia senilai Rp2.300 triliun sampai Rp2.800 triliun per tahunnya.

“Kalau kita lihat kontribusi 2018-2022 setiap tahunnya capai Rp2.300 triliun sampai Rp2.800 triliun,” ujar Jokowi saat Pembukaan Musyawarah Nasional Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (MUNAS REI) XVII 2023.

Acara tersebut diselenggarakan di Hotel Sheraton, Jakarta Selatan pada hari Rabu (9/8/2023).

Jokowi menuturkan nominal tersebut sangat besar sekali.

Dirinya juga menyebut kontribusi di sektor properti pada produk domestik bruto (PDB) sebanyak 16 persen.

Tenaga kerja yang ikut terlibat pada perputaran ekonomi yang ada di sektor properti mencapai 13 juta hingga 19 juta orang.

Presiden RI juga turut memuji Real Estate Indonesia (REI) yang berkembang pesat.

Dirinya menyebut anggota REI di tahun 1972 ada 33 perusahaan, sedangkan saat ini jumlahnya naik sampai 6.400 perusahaan.

“Perkembangannya sangat pesat sekali,” tutur Jokowi ke REI.

Jokowi menyebutkan anggota REI ada yang berasal dari kelas kakap, kelas sedang, kelas kecil hingga kelas teri, semuanya ada.

Dia berpendapat banyak negara di dunia yang menggantungkan perekonomiannya di usaha real estate.

Kontribusi PDB pada sektor ini sangatlah tinggi.

Dilansir dari cnnindonesia, sektor properti memiliki multiplier effect pada 185 subsektor lainnya.

Jokowi menekankan tak ada industri yang efeknya semasif properti.

Dia juga menyindir tentang sektor properti di China yang saat ini sedang anjlok.

“Kita tahu di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) banyak perusahaan properti besar yang ambruk, utangnya ngalahin Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita,” ujarnya.

“Utangnya sampai Rp4.400 triliun. Jangan ditepuk tanganin,” imbuhnya.

Dirinya mengimbau agar berhati-hati tentang hal ini. Semuanya harus dapat dikendalikan.

“Berapa backlog kita, jangan hanya bangun, bangun, bangun, padahal backlog kita sudah tak ada misalnya,” ujarnya.

Baca Juga  Mentan Sebut 2 Persen Dari 7 Juta Hektare Lahan Pertanian Indonesia Telah Terdegradasi

Seluruh manajemen harus dikendalikan dan dikelola.

Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion