Connect with us

Info Regional

Proyek Sarana Jaringan Utilitas Terpadu Atasi Kabel Semrawut Di Jakarta

Published

on

Ilustrasi kabel semrawut [beritakota]

Jakarta, Bindo.id – Salah satu permasalahan di sudut-sudut jalan Jakarta yakni pemandangan kabel menjuntai dan melintang semrawut di udara

Pemandangan kabel semrawut tersebut saat ini perlahan mulai ada perubahan.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta saat ini sedang mengadakan proyek Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT).

Proyek SJUT ini merupakan sebuah inisiatif besar untuk memindahkan kabel-kabel utilitas ke bawah tanah.

Infrastruktur baru yang berada di balik deretan beton trotoar yang diperbarui, menjanjikan kota yang lebih tertata, aman, serta siap menjadi kota metropolitan yang modern.

Pembangunan SJUT ini menjadi bagian dari kebijakan tata kelola infrastruktur perkotaan yang diatur di Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 110 Tahun 2019, diperbarui lewat Pergub Nomor 69 Tahun 2020, serta disempurnakan dengan Pergub Nomor 11 Tahun 2025.

Proyek pembangunan terssbut dimulai sejak tanggal 6 September 2022.

Ketua Panitia Khusus (Pansus) Jaringan Utilitas DPRD DKI Jakarta Pantas Nainggolan, mengatakan pemindahan jaringan utilitas, seperti kabel listrik dan telekomunikasi ke bawah tanah bisa menjadikan pemandangan kota yang lebih rapi dan indah.

Ini tentunya bisa meningkatkan keamanan serta kenyamanan kualitas hidup masyarakat di DKI Jakarta.

“Mudah-mudahan peraturan daerah yang kita bahas ini (SJUT) ada percepatan. Supaya estetika kota, kenyamanan, dan keamanan bisa lebih terjaga,” kata Pantas, dilansir dari laman DPRD DKI Jakarta, Selasa (12/8/2025).

Tak hanya menampung kabel listrik dan telekomunikasi, saluran air minum dan gas juga diintegrasikan SJUT. Hal tersebut memiliki potensi jadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk Pemprov DKI Jakarta.

Kata Pantas, hadirnya SJUT bisa mempercepat perwujudan Jakarta sebagai kota berskala global ke level yang lebih tinggi.

Salah satu indikator kota global yakni ketersediaan infrastruktur pengelolaan jaringan utilitas yang terpadu dan efisien. Hal ini dengan memindahkan kabel-kabel ke bawah tanah.

“Sekarang kan baru urutan 74. Sementara, dalam lima tahun ini, kita punya target bisa menjadi urutan ke-50 kota global,” kata Pantas.

Baca Juga  Lapangan Padel Di Jakarta Resmi Dikenakan Pajak 10 Persen

Pembangunan Bertahap

Dalam pembangunan SJUT juga ada tantangannya tersendiri, yakni biayanya yang cukup mahal. Sehingga Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menuturkan pihaknya secara bertahap melaksanakan percepatan program SJUT.

Pramono mengatakan saat ini Pemprov DKI Jakarta sedang memulai pembenahan kabel udara. Upaya pembenahan ini dimulai terlebih dulu di wilayah Jakarta Selatan.

“Terutama, di Kebayoran Baru dan sebagainya, secara bertahap,” ujar Pramono.

Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Rano Karno, sebelumnya telah menuturkan progres pembangunan SJUT yang sudah mencapai 82,43%.

Hal itu disampaikan saat kegiatan peninjauan infrastruktur SJUT di kawasan Senopati, Jakarta Selatan saat April lalu.

Kata Rano, saat ini ada 64 operator yang menjalin kerja sama dalam pemakaian SJUT.

“Kabel optik berbagai operator dipindahkan dari atas ke bawah. Selain lebih rapi, pemeliharaannya pun lebih mudah,” ujar Rano, dilansir dari laman jakarta.go.id.

Kata Rano pentingnya pengelolaan berkelanjutan yang dilakukan PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Pengelolaan yang dilakukan meliputi pemeliharaan harian jalur serta pemeliharaan berkala manhole setiap 3 bulan sekali.

Ke depannya juga perlu dipercepat pembersihan kabel udara di wilayah lain, khusuanya di kawasan yang memiliki lalu lintas padat.

“Wilayah ini menjadi prioritas karena tingkat kesulitannya lebih tinggi,” kata Rano.

Direktur Utama (Dirut) PT Jakpro, Iwan Takwin, menyebutkan penataan kabel udara akan fokus di Jakarta Selatan serta Jakarta Timur. Tujuannya yakni untuk menjaga estetika, kenyamanan, serta keamanan warga.

“Setelah dari Selatan, kami lanjutkan ke Timur,” kata Iwan.

Dirut PT Jakarta Infrastruktur Propertindo (JIP), Deni Rifky Purwana, mengajak masyarakat agar menjaga infrastruktur yang sudah dibangun. Dirinya juga membuka peluang kolaborasi bersama operator yang belum bergabung di sistem SJUT.

Baca Juga  Pemprov DKI Jakarta Diminta Berikan Tempat Layak Bagi Pedagang Yang Digusur Di Pesanggrahan

“Kami mengajak seluruh operator jaringan untuk berkolaborasi dalam pemanfaatan SJUT demi mendukung penataan kota Jakarta yang aman, nyaman, dan modern. Partisipasi masyarakat juga sangat kami harapkan,” ujar Deni.

Berbagai pihak juga tampak merespon proyek ini. Salah satunya, Rahman yang merupakan warga Kemanggisan, Jakarta Barat. Rahman merupakan salah satu karyawan yang sering lewat di wilayah Senopati, Jakarta Selatan, memakai sepeda motor.

“Kalau saya sendiri sih sering terganggu, apalagi kadang bikin macet,” ujar Rahman, Selasa (12/8/2025).

Rahman juga optimistis kota ini akan menjadi lebih rapi setelah proyek ini rampung. Kabel-kabel yang menjuntai itu dapat mengancam nyawa pejalan kaki ataupun pengendara kendaraan bermotor.

“Meski masih dalam proses, saya optimistis kalau proyek ini rampung, Jakarta akan terlihat jauh lebih rapi. Karena, kabel-kabel yang semrawut bukan hanya merusak pemandangan, tapi juga bisa membahayakan keselamatan pejalan kaki dan pengendara motor,” tandasnya.

Ikuti berita terkini dari BINDO di
YouTube, dan Dailymotion