News
Strategi Pembangunan Nasional, Waka MPR Dorong Ekonomi Sirkular
Jakarta, Bindo.id – Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menegaskan tentang pentingnya ekonomi sirkular sebagai strategi pembangunan nasional.
Dia mengatakan ekonomi sirkular tak hanya menyehatkan bumi, namun juga memperkuat ekonomi, meningkatkan kualitas hidup manusia, serta memberikan dukungan pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan.
Kata wanita yang disapa Rerie, pengelolaan limbah tak sekadar kewajiban, namun peluang untuk mewujudkan Indonesia yang bersih, sehat, serta berdaya saing tinggi.
“Sampah yang diolah menjadi manfaat akan menjaga lingkungan agar tetap sehat. Ekonomi sirkular adalah arah tepat bagi Indonesia Hebat,” kata Rerie dalam keterangannya, Selasa (28/10/2025).
Hal tersebut dikatakan Rerie saat jadi keynote speech dalam Seminar Nasional dan Pameran Riset Resona Saintek, di Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) pada Senin (27/10).
Dia mengatakan potensi ekonomi sirkular sangat besar. Proyeksinya sampai tahun 2030 menunjukkan nilai ekonomi hingga Rp600 triliun, dengan terciptanya 4,4 juta lapangan kerja.
Sekitar 75% di antaranya asalnya dari pengurangan limbah sendiri, sehingga timbunan sampah diprediksi berkurang sampai 50%.
Menurut Rerie, lebih penting lagi penerapan ekonomi sirkular bisa menurunkan emisi gas rumah kaca. Ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi secara signifikan di tahun 2035.
Pemerintah sudah mempersiapkan berbagai kebijakan, termasuk peta jalan ekonomi sirkular nasional yang dikoordinasikan Bappenas, bekerja sama dengan badan dan lembaga terkait.
Kementerian dan lembaga terkait juga melakukan sejumlah langkah konkret, termasuk integrasi pengelolaan limbah medis dan farmasi pada kebijakan ekonomi sirkular nasional.
Program daur ulang limbah medis, pengolahan limbah organik jadi energi, hingga desain produk maupun kemasan sirkular saat ini mulai diberlakukan secara luas.
Peran generasi muda serta inovasi industri juga disorot Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem untuk mendukung ekonomi sirkular.
“Banyak produk berbahan daur ulang telah dihasilkan oleh generasi muda dan startup kreatif, termasuk tas dari limbah plastik dan sepatu dari limbah,” ujarnya.
Dia menyebutkan digitalisasi dan traceability limbah, serta inovasi bioteknologi dan bio-fertilizer, sudah diberlakukan di berbagai sektor.
Contohnya, sejumlah industri nasional, sudah menghasilkan produk-produk berbasis limbah sebagai bagian dari kontribusinya pada ekonomi sirkular.
Keterlibatan komunitas maupun organisasi sosial juga dipuji Rerie. Lebih dari 28 entitas startup sosial maupun industri daur ulang sudah membina masyarakat untuk mengubah limbah jadi produk bernilai tambah, termasuk juga produk yang bisa menembus pasar ekspor.
Sejumlah program dilakukan dengan memanfaatkan bahan kontainer bekas untuk membangun fasilitas pendidikan, misalnya kelas belajar, yang memadukan konsep keberlanjutan serta kreativitas masyarakat. Ini dilakukan untuk edukasi.
Dia menegaskan tentang pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, serta masyarakat untuk memastikan manfaat ekonomi sirkular tak hanya berhenti pada penelitian atau kajian, namun juga menghasilkan produk nyata yang berdampak secara langsung pada masyarakat.
Anggota Komisi X DPR RI dari Dapil Jawa Tengah II itu juga mengajak seluruh pihak untuk terus memberi dukungan ekonomi sirkular sebagai upaya strategis nasional.
“Ekonomi sirkular bukan hanya tren, tetapi solusi nyata bagi lingkungan, kesehatan, dan ekonomi Indonesia. Mari kita jadikan limbah sebagai peluang, bukan masalah,” ujarnya.
Ikuti berita terkini dari BINDO di
YouTube, dan Dailymotion
