Mentan Amran Mengaku Diserang Secara Pribadi Usai Perangi Mafia Pupuk

Jakarta, Bindo.id – Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan ia dapat serangan pribadi dari pihak-pihak yang terganggu oleh kebijakan pemberantasan praktik mafia pupuk sektor pertanian di Indonesia.

Namun, dia memastikan tak akan mundur sedikitpun serta meneruskan perang melawan mafia yang selama ini sudah merugikan petani.

Setelah pemerintah melakukan tindakan tegas kepada para pelanggar, banyak pihak yang berusaha menghubunginya untuk meminta keringanan maupun pengampunan.

Akan tetapi Amran mengatakan tak akan memberikan ampun kepada siapa pun yang terbukti menzalimi petani.

Ia mengatakan sudah terlalu lama petani dirugikan praktik mafia pupuk yang bermain di balik kebijakan maupun distribusi.

Bahkan dirinya mengaku ada pihak-pihak yang menyerangnya secara pribadi sebagai wujud tekanan supaya kebijakan tegas tersebut dilunakkan.

“Bahwa banyak yang hubungi kami, permintaan ‘bisa nggak diampuni?’, enggak enggak, sudah berapa lama zolimi petani. Bahkan menggunakan orang menyerang kami secara pribadi. Enggak, enggak ini harus kita lawan, ini tidak boleh diberi kesempatan oke,” ungkap Amran ketika konferensi pers di gedung Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan pada Jumat (31/10/2025).

Amran kembali meyampaikan komitmennya untuk memerangi para mafia pupuk, pelaku korupsi, serta semua pihak yang jadi afiliasinya. Dia menegaskan dalam perjuangannya, negara tak boleh kalah. Selain itu, pemerintah juga harus berdiri di sisi petani.

Keberpihakan kepada petani merupakan harga mati, sebab mereka sebagai tulang punggung ketahanan pangan nasional. Dia memastikan tak akan memberikan ruang kepada siapa pun yang mencoba merugikan petani atau bermain-main dengan kebijakan pertanian.

“Sekali lagi, kita perangi mafia, koruptor bersama afiliasinya, siapapun kita tidak boleh kalah, negara tidak boleh kalah, kita harus berpihak pada petani,” ujarnya.

Kementerian Pertanian baru saja telah mengumumkan pencabutan izin usaha pada 190 distributor serta pengecer pupuk subsidi.

Sebab mereka ketahuan melakukan pelanggaran pad ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET).

Pelanggaran itu usai pemerintah menurunkan HET pupuk bersubsidi sebanyak 20 persen.

Kata Amran, ada 135 pelaku usaha yang dicabut izinnya ketika inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah daerah seperti Lampung, Maluku, serta Sulawesi.

Sedangkan 55 izin lainnya dijadwalkan dicabut keesokan harinya. Total izin yang dibekukan mencapai 190.

“Hari ini kita akan mengumumkan para distributor pengecer pupuk yang tidak mematuhi pengumuman pemerintah turun harga 20 persen. dan hari ini kita cabut izinnya yaitu 135 pengecer, distributor yang kita cabut izinnya, yang kita temukan langsung, kami sidak di beberapa tempat ke Lampung, Maluku, Sulawesi,” ujarnya.

“Insya Allah kami lanjutkan besok itu yang dicabut 55. Jadi total sekarang sudah 190 pengecer yang kita cabut izinnya,” imbuhnya.

Masih terdapat 101 pelaku usaha lain yang akan ditindaklanjuti sebab alamat usahanya tak dicantumkan secara jelas.

Tim Kementerian Pertanian akan melakukan penelusuran satu per satu pihak yang belum terverifikasi itu. Hal ini dilakukan demi memastikan semua pelanggar bisa dikenai sanksi sesuai dengan aturan.

Produk dan sisa stok pupuk yang masih ada dari pelanggar akan dialihkan ke Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes/KDKMP). Ini sebagai pengganti distribusi supaya suplai tetap sampai ke petani.

Kebijakan penurunan HET pupuk sebanyak 20 persen efektif diberlakukan mulai tanggal 22 Oktober 2025. Sejak saat itu Kementan membuka saluran pengaduan untuk petani agar bisa melaporkan praktik penimbunan maupun penjualan di atas harga resmi.

Ikuti berita terkini dari BINDO di
YouTube, dan Dailymotion