Connect with us

Otomotif

Punya Sifat Higroskopis, Ini Risiko Bahan Bakar Bioetanol Pada Komponen Kendaraan

Published

on

Ilustrasi bioetanol [listrikindonesia]

Jakarta, Bindo.id – Ahli Bidang Petroleum Migas dan Bioenergi, Zarkoni Aziz, mengatakan bahan bakar berbasis bioenergi seperti bioetanol punya sifat higroskopis, yaitu mudah menyerap air dari lingkungan.

Ia mengatakan sifat ini bisa menyebabkan kedala pada sistem bahan bakar kendaraan jika tak ditangani dengan benar.

Ia menyampaikan hal itu saat Diskusi Publik tentang Menakar Dampak Etanol Terhadap Kualitas BBM: Fakta, Tantangan, dan Harapan Masyarakat di Universitas Indonesia (UI), Jakarta pada Jumat (7/11/2025).

“Sifat higroskopis artinya dia menarik air. Air itu akan terserap dari mineral-mineral maupun saluran yang ada di dalam sistem bahan bakar,” ungkap Zakroni.

Dia mengatakan air yang terserap bisa bereaksi dengan logam di tangki ataupun saluran bahan bakar. Apabila kadar air di bahan bakar tinggi, reaksi itu dapat memicu korosi serta menurunkan kualitas kinerja mesin

“Sil atau komponen penyekat yang terbuat dari bahan natural rubber tidak kompatibel. Jadi ketika menggunakan bahan bakar seperti bioetanol tadi, sil ini bisa membentuk gel dan menyebabkan penyumbatan,” ujarnya.

Kata Zarkoni, pembentukan gel dapat menghambat aliran bahan bakar serta memiliki potensi merusak sistem injeksi. Tandanya yakni gejala mesin tersendat atau brebet.

Proses penyerapan air ke saluran bensin paling sering terjadi ketika pengisian bahan bakar etanol ke dalam tangki. Sebab di momen tersebut, bahan bakar bersentuhan secara langsung dengan udara luar.

“Di situ potensi uap air bisa muncul dan terserap oleh bioetanol. Tapi setelah bahan bakar masuk ke dalam tangki yang tertutup, kondisinya relatif aman,” ujarnya.

Akan tetapi, usai bahan bakar masuk ke dalam tangki, kondisinya relatif lebih aman sebab sudah tertutup dari udara luar.

Baca Juga  Khofifah Minta Bupati Jember Cabut SE Sekolah Daring dan WFH ASN Usai Krisis BBM Pulih

Demi meminimalkan risiko, Zarkoni menyarankan pabrikan kendaraan agar membuat prosedur perawatan khusus yang menyesuaikan dengan karakter higroskopis bahan bakar nabati seperti etanol.

“Pada kendaraan yang digunakan rutin, setiap kali servis sebaiknya beberapa komponen sistem bahan bakar dicek dan diganti bila perlu, terutama filter. Tujuannya untuk mencegah sumbatan atau korosi akibat sifat higroskopis,” ujarnya.

Efek higroskopis baru jadi perhatian pada bahan bakar dengan kandungan etanol tinggi, sedangkan campuran rendah seperti 3–5 persen etanol dianggap masih tergolong aman.

Ikuti berita terkini dari BINDO di
YouTube, dan Dailymotion