Connect with us

Ekonomi

Ratusan beras Diduga Dioplos Dan Dijual Jadi Beras Premium, Harganya Akan Turun Rp 1000 Per 5 Kg

Published

on

Ilustrasi beras oplosan [tribunnews]

Jakarta, Bindo.id – Harga beras premium di ritel modern maupun pasar tradisional akan segera menurun Rp1.000 per kemasan 5 kilogram atau setara Rp200 per kilogram.

Hal ini dilakukan setelah temuan 212 merek beras diduga dioplos serta dijual sebagai beras premium, seperti yang diungkapkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Satgas Pangan Polri.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebutkan sejumlah produsen besar sudah menyurati jaringan ritel mereka untuk segera melakukan pemangkasan harga. 

Dia memprediksi koreksi harga mulai tampak dalam kurun waktu satu sampai dua minggu ke depan.

“Kami yakin satu, dua minggu harga turun, dan bahkan sudah ada perusahaan besar menyurat, meminta distributornya menurunkan harga Rp1.000 per kemasan (5 kg),” kata Amran di acara penyaluran beras SPHP di Kantor Pos Fatmawati, Jakarta Selatan, Jumat (18/7/2025).

Kata Amran, keputusan ini menyusul upaya hukum dari pemerintah terhadap praktik pengoplosan beras yang menyebabkan harga premium tak wajar di pasaran.

“Setelah kami menyurat ke penegak hukum soal 212 merek, dan mereka (produsen) menyurat balik, turunkan harga Rp 1.000. Alhamdulillah, sekarang sudah di bawah HET,” ujarnya.

Produsen yang Terlibat

Walaupun tak menyebutkan identitas produsen secara eksplisit, Amran memberikan saran kepada publik agar melakukan penelusuran tentang informasi tersebut lewat pemberitaan media.

“Nanti cari sendiri, ada di media. Aku tidak hafal, ada banyak produsen yang menyurat,” ujarnya saat ditanya lebih lanjut.

Sebelumnya, ada 4 produsen besar yang sedang diperiksa Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri terkait dengan dugaan pelanggaran mutu dan takaran. 

Keempat produsen tersebut yakni :

  • Wilmar Group
  • PT Food Station Tjipinang Jaya
  • PT Belitang Panen Raya
  • PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group). 
Baca Juga  Raih 579 Poin, Kaltim Jadi Juara Umum MTQ Nasional XXX

Para produsen tersebut diketahui mengelola berbagai merek beras terkenal yang saat ini beredar luas di pasar ritel modern ataupun pasar tradisional.

Sorot Merek Beras Premium

Beberapa merek yang disebut di proses penyelidikan yakni:

  1. Wilmar Group: Sania, Sovia, Fortune, Siip
  2. PT Food Station Tjipinang Jaya: Setra Ramos, Beras Pulen Wangi, Food Station, Ramos Premium, Setra Pulen
  3. PT Belitang Panen Raya: Raja Platinum, Raja Ultima
  4. PT Sentosa Utama Lestari: Ayana

Satgas Pangan Polri sudah melakukan pengumpulan sampel beras dari berbagai daerah. Ditemukan indikasi kuat ada pemalsuan kualitas, takaran, hingga pelabelan. Upaya ini diambil untuk memastikan keadilan harga dan perlindungan konsumen, sebab komoditas beras menjadi kebutuhan pokok mayoritas rumah tangga di Indonesia.

Respons Produsen

Kepala Divisi Unit Beras PT Sentosa Utama Lestari (SUL), Carmen Carlo Ongko mendukung proses pemeriksaan yang dilakukan pihak kepolisian.

“Kami menghormati dan mendukung penuh proses pemeriksaan yang dilakukan oleh Satgas Pangan Polri. Ini penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap rantai pasok pangan nasional,” kata Carmen pada keterangan tertulis.

Dirinya juga mengatakan semua operasional produksi maupun distribusi perusahaannya sudah mengikuti standar mutu maupun regulasi yang berlaku.

“Kami memastikan semua proses sesuai standar. Pengawasan internal dilakukan ketat dan berkala, termasuk aspek takaran, kebersihan, serta pelabelan produk.”

Walaupun belum menerima hasil akhir pemeriksaan, PT SUL mengaku terbuka terkait evaluasi. PT SUL juga menyatakan siap untuk mengambil langkah perbaikan.

Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Karyawan Gunarso, mengatakan pihaknya akan mengadakan verifikasi internal.

“Saya akan koordinasi dan men-cross check dulu,” katanya.

Kredibilitas Pasar Beras serta Upaya Penegakan Hukum

Upaya penurunan harga dianggal sebagai bentuk tanggung jawab produsen atas gejolak harga beras premium yang terjadi beberapa bulan terakhir.

Baca Juga  Tambang Pasir Sebabkan Kerusakan Masif Di Pulau Citlim

Dari penelusuran pemerintah menunjukkan pengoplosan beras medium ke dalam kemasan premium merupakan salah satu penyebab harga tak terkendali, bahkan lebih dari Harga Eceran Tertinggi (HET).

Satgas Pangan, Kementerian Perdagangan, dan Badan Pangan Nasional juga mendukung kebijakan ini.

Mereka sedang memperkuat koordinasi lintas instansi dalam rangka menjaga stabilitas pangan jelang semester II 2025.

Pemerintah melalui Polri mengatakan proses hukum pada dugaan pemalsuan ini akan terus berlanjut. Masyarakat diimbau agar melaporkan temuan beras yang mencurigakan dan tetap melakukan pemeriksaan label maupun takaran kemasan saat berbelanja.

Harapan publik, proses ini dapat mendorong perbaikan tata kelola industri beras, mendorong peningkatan akuntabilitas produsen, serta memastikan transparansi rantai distribusi. 

Ikuti berita terkini dari BINDO di
YouTube, dan Dailymotion