Connect with us

Info Regional

Saringan Sampah TB Simatupang Sulap Sisa Perabot Rumah Tangga Jadi Bahan Bakar Alternatif Dan Kompos

Published

on

Saringan Sampah TB Simatupang (SSTBS) [kumparan]

Jakarta, Bindo.id – Di tepi Jalan TB Simatupang, Jagakarsa, Jakarta Selatan, ada sebuah fasilitas yang jadi jantung pengelolaan sampah besar (bulky waste) di Ibu Kota Jakarta.

Fasilitas tersebut bernama Saringan Sampah TB Simatupang (SSTBS). Tempat ini tak hanya sekadar lokasi pembuangan barang bekas.

Koordinator Pengawas SSTBS, Adhitya Oktabery, mengatakan fasilitas ini menjadi tempat yang menyulap sisa perabot rumah tangga jadi bahan bakar alternatif dan kompos.

“Dari hasil pencahahan itu tidak dibuang lagi ke Bantargebang tapi nanti akan dimanfaatkan untuk dicacah lagi menggunakan mesin secondary crusher untuk dijadikan bahan baku RDF dan juga dijadikan kompos,” tutur Adhitya ketika ditemui, Kamis.

Proses pengolahan dimulai dengan melakukam penimbangan sampah besar yang datang memakai mobil berisi muatan.

Selanjutnya barang-barang seperti sofa, kasur, atau lemari akan dihancurkan memakai mesin pencacah berbasis remote control yang berasal dari Jerman.

Cacahan yang dihasilkan tidak langsung dipakai, namun jadi bahan baku yang selanjutnya diolah lagi di fasilitas RDF Plant Unit Pengolahan Sampah Terpadu (UPST).

“Jadi Akhirnya, cacahan yang ada di sini itu menjadi bahan baku campuran yang dimana akan dicampur oleh teman-teman dari RDF Plan UPST,” ujar Adhitya.

Tidak Semua Sampah Dihancurkan

Tak semua barang berakhir di mesin pencacah. Sejumlah perabot yang masih utuh dan layak pakai disisihkan serta dimanfaatkan lagi oleh para petugas.

“Jadi ada beberapa memang contoh halnya kita misalkan melihat ada kursi atau sofa yang memang masih layak untuk digunakan oleh petugas. Ya itu terkadang kami manfaatkan,” ujar Adhitya.

Beberapa barang disulap menjadi benda baru yang bermanfaat.

“Ataupun misalkannya ada jenis-jenis yang sekiranya bisa kita jadikan pot untuk tanaman atau apa, ya itu biasa kita manfaatkan,” ujarnya.

Kata Adhitya, prinsip dasar pengelolaan di SSTBS yakni mengubah cara pandang pada sampah itu sendiri.

Baca Juga  Wacana Desa Adat Akan Dapat 1 Miliar Jika Berhasil Tangani Sampah Plastik

“Jadi penjelasannya pada dasarnya sampah itu bukan barang yang sudah tidak bisa dimanfaatkan tetapi malah sampah secara garis besar adalah barang sisa yang belum dimanfaatkan kembali. Mungkin bisa jadi kerajinan tangan juga,” tuturnya.

Manekin hingga Sapi Limosin

Cerita unik datang dari pengalaman petugas SSTBS yang sering menerima sampah yang tidak biasa. Adhitya mengatakan suatu waktu mereka pernah memperoleh kiriman patung manekin dari warga.

“Beberapa waktu yang lalu, ada manekin. Patung buat peraga busana. Ada sih. Ya, walaupun itu sebenarnya kalau dicacah pun nggak bisa dijadikan apa-apa, tapi namanya kita pelayanan, tetap kita lakukan,” ungkapnya.

Ia menyebutkan yang paling unik yakni saat petugas ikut melakukan evakuasi benda-benda besar yang hanyut dampak banjir seperti sapi limosin.

“Nah, kemarin itu kurang lebih ada empat sapi limosin yang kita angkat dari kali. Terus ada beberapa batang kayu ulin,” ujarnya.

Kata Adhitya, semua jenis sampah yang datang tetap harus dilayani tanpa terkecuali.

“Kenapa kalau kita nggak bisa menolak jenis sampah lain, ya? Karena memang kita yang kita lakukan kan adalah jasa dan jasa menimbulkan adalah kepuasan,” ujarnya.

Layanan Gratis

Adhitya menuturkan SSTBS menyediakan layanan penjemputan bulky waste gratis kepada warga Jakarta. Warga cukup mengunjungi website lingkunganhidup.jakarta.go.id serta melakukan pengisian formulir online.

“Warga, dia harus mengisi formulir pemjemputan bulky waste. Di mana dia harus membuka website atau aplikasi dari Dinas Lingkungan Hidup. Nanti di sana, di dalam webnya itu ada layanan penjemputan bulky waste,” tutur Adhitya.

Isi formulir tersebut berupa data diri, alamat, jenis barang, serta foto benda yang akan dibuang. Usai dilakukan verifikasi, petugas dari Satpel kecamatan akan langsung menjemput ke lokasi warga

Baca Juga  Wacana Desa Adat Akan Dapat 1 Miliar Jika Berhasil Tangani Sampah Plastik

“Nanti dari pihak Dinas Lingkungan Hidup akan mengecek, layak nggak sih barang ini untuk dijemput,” ujarnya.

Kata Adhitya, semua layanan di SSTBS diberikan tanpa ada biaya sepeser pun, termasuk untuk warga yang ingin mengambil kompos dari hasil olahan.

“Kalau mau kompos nggak ada pungutan biaya apapun. Baik dari penjemputan bulky waste-nya sendiri, itu nggak ada,” ujarnya.

Dia mengingatkan warga supaya selalu memakai jalur resmi untuk menghindari pungutan liar.

“Silakan aja catat nama petugasnya siapa yang minta pembayaran. Karena memang program ini benar-benar gratis,” ujarnya.

Layanan SSTBS ini tak hanya terbuka untuk warga, namun juga perusahaan yang ingin menghancurkan aset mereka yang sudah tak terpakai.

“Kita kalau untuk beberapa waktu yang lalu pernah kita melayani penghapusan aset dari OJK. Dari perusahaan. Mereka ngehancurin Bulky Waste mereka di sini,” ujar Adhitya.

Proses bagi perusahaan lebih ketat serta harus lewat surat resmi ke Dinas Lingkungan Hidup.

“Tapi memang tahapnya lebih rumit lagi karena suratnya benar-benar harus yang benar-benar dari perusahaan tersebut langsung ke kantor dinas bukan melalui website lagi,” ungkapnya.

Mengajak Anak Muda Untuk Peduli

Kata Adhitya, sistem pengelolaan sampah baru ini penting untuk melibatkan generasi muda. Dia mengatakan anak muda perlu lebih sadar terkait dengan pentingnya memilah dan membuang sampah dengan benar.

“Jadi Indonesia ini kan terbagi dari beberapa golongan masyarakatnya ya, tanpa kita mengurangi rasa kehormatan kita, sedangkan yang aware sama sampah rata-rata adalah usia udah sepuh,” tutur Adhitya.

DLH mencoba untuk menyampaikan sosialisasi layanan ini dengan cara yang lebih modern.

“Makanya sekarang coba diviralkan lagi sama Dinas Lingkungan Hidup dengan sistem dan juga dengan cara yang mungkin lebih modern, dikemas dengan kemasan yang lebih menarik,” ujarnya.

Menurutnya, mungkin tujuannya tak hanya dari kaum bapak-bapak atau ibu-ibu, namun juga dari kaum anak muda dan remaja juga bisa lebih aware lagi soal pembuangan sampah.

Ikuti berita terkini dari BINDO di
YouTube, dan Dailymotion

Baca Juga  Wacana Desa Adat Akan Dapat 1 Miliar Jika Berhasil Tangani Sampah Plastik
Advertisement
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *