Info Regional
Tangerang Selatan Akan Bangun PSEL, Ubah Sampah Jadi Listrik
![Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Pilar Saga Ichsan [tribunnews]](https://www.bindo.id/wp-content/uploads/2025/05/1000000710-509ca69d.jpg)
Tangerang, Bindo.id – Upaya besar untuk mengatasi krisis sampah yang selama ini membebani Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang telah dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel).
Melalui kemitraan strategis dengan investor swasta, Tangerang Selatan akan membangun fasilitas Pengolahan Sampah jadi Energi Listrik (PSEL) di lokasi itu.
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Pilar Saga Ichsan menuturkan fasilitas PSEL ini akan jadi solusi jangka panjang serta revolusioner untuk mengubah limbah jadi sumber energi bersih.
Fasilitas PSEL Cipeucang ditargetkan dapat mengolah minimal 1.100 ton sampah per hari dengan menggunakan teknologi Moving Grate Incinerator (MGI). Teknologi MGI ini diklaim dapat mereduksi sampah sampai 90 persen tanpa perlu pemilahan jenis.
“PSEL Cipeucang ini akan mengolah sedikitnya 1.100 ton sampah per hari, menggunakan teknologi MGI atau Moving Grate Incenerator yang dapat mereduksi secara maksimal hampir seluruh sampah yang dihasilkan kota Tangerang Selatan,” tutur Pilar, dikutip dari situs resmi Pemkot Tangerang Selatan.
Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) melalui anak usahanya, PT Indoplas Energi Hijau dan menjalin kerjasama dengan mitra teknologi asal Tiongkok, China Tianying Inc (CNTY) akan membiayai pembangunan proyek ini.
Konsorsium itu telah resmi memenangkan lelang pembangunan PSEL Tangerang Selatan tanggal 17 April 2025.
Berdasarkan rencana, konstruksi PSEL dimulai tahun 2026, uji coba operasional dilaksanakan tahun 2028. Mulai tahun 2029, Fasilitas akan beroperasi penuh secara komersial.
Pimpinan konsorsium IEH-CNTY, Bobby menerangkan ada 4 dampak positif dengan dibangunnya PSEL Cipeucang. Pertama.
Pertama, Tak hanya menangani sampah harian, PSEL juga akan melakukan pengolahan timbunan lama di TPA Cipeucang sekitar 100 ton per hari.
Harapannya, hal ini bisa mengurangi potensi longsor, kebakaran, maupun pencemaran air tanah.
Kedua, Teknologi ini mengubah panas pembakaran sampah jadi uap untuk memutar turbin, serta menghasilkan listrik sebesar 15,7 Megawatt (MW) per harinya.
Energi itu akan dijual ke PLN sesuai dengan ketetapan Perpres No. 35 Tahun 2018, dan harganya 13,35 sen dolar AS per kWh.
Ketiga, Proses pengolahan dijanjikan bebas dari bau maupun emisi berbahaya. Standar internasional yang dipakai memastikan tidak ada gangguan pada warga sekitar.
Keempat, selain meningkatkan kebersihan lingkungan, harapannya PSEL bisa mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta menciptakan sumber pendapatan baru dengan penjualan listrik.
“Dengan pendekatan dan cara yang tepat, pengolahan sampah bisa menjadi sumber pendapatan yang signifikan,” ujar Bobby.
Harapannya PSEL Cipeucang bisa jadi tonggak baru pengelolaan sampah modern di Indonesia. Selain itu juga bisa menjadi contoh nyata bahwa masalah lingkungan dapat jadi peluang pembangunan berkelanjutan.
Ikuti berita terkini dari BINDO di
YouTube, dan Dailymotion