Ekonomi
Atur Keuangan Dengan Metode 40-30-20-10 Agar Tak Jebol
![Ilustrasi mengatur keuangan metode 40-30-20-10 [banksaqu]](https://www.bindo.id/wp-content/uploads/2025/08/Ilustrasi-mengatur-keuangan-metode-40-30-20-10-87fa6755.jpg)
Jakarta, Bindo.id – Momen yang paling ditunggu-tunggu banyak orang biasanua di akhir bulan atau awal bulan.
Semua kebutuhan rasanya dapat segera dipenuhi ketika gaji baru saja cair. Mulai dari membayar tagihan, belanja bulanan, hingga memenuhi kebutuhan sehari-hari terasa bisa diatasi.
Tapi terkadang gaji justru cepat habis sebelum waktunya. Tantangan terbesar biasanya terdapat pada cara mengelola penghasilan supaya tak “bocor” di tengah jalan.
Metode sederhana yang bisa dicoba yakni pola 40-30-20-10, sebuah cara untuk membagi gaji sesuai dengan prioritas supaya lebih teratur dan tak boros.
Metode 40-30-20-10 seperti apa?
Financial Planner dari Finansia Consulting bernama Eko Endarto, menjelaskan tentang metode 40-30-20-10. Ini merupakan metode pengelolaan uang yang berfokus pada skala prioritas pengeluaran dibandingkan dengan penghasilan.
Dia mengatakan metode ini dibuat sebab sifat penghasilan yang terbatas, sedangkan pengeluaran cenderung tidak terbatas.
“Dengan sifat tersebut, maka diperlukan cara untuk mengatasi yang tidak terbatas tadi dengan yang terbatas,” kata Eko, Minggu (17/8/2025).
Berikut ini tips pembagian keuangan dengan menggunakan metode ini :
- 40 persen digunakan untuk kebutuhan sehari-hari
- 30 persen dipakai untuk cicilan atau utang
- 20 persen digunakan untuk tabungan atau investasi
- 10 persen dipakai untuk dana sosial/amal
“Menurut saya, yang paling besar tetap konsumsi, karena itu kebutuhan utama sehari-hari,” ujar Eko.
Perencana keuangan dari Advisors Alliance Group, Andy Nugroho menyebutkan metode ini cocok diterapkan untuk siapa saja.
“Konsepnya cukup general, sehingga bisa dipakai oleh semua orang, apa pun profesinya,” tutur Andy.
Apabila utang sudah lunas, alokasi 30 persen dapat dialihkan ke tabungan, investasi, maupun dana untuk amal.
Sehingga keuangan dapat lebih sehat seiring bertambahnya penghasilan.
“Nanti setelah berkembang, diharapkan sisi konsumsi dan utang nilainya tidak berubah, sehingga kenaikan penghasilan bisa dialokasikan ke sosial dan investasi,” ujarnya.
Kelebihan dan kekurangan metode 40-30-20-10
Kata Eko, ada baiknya pengeluaran dimulai dari porsi terkecil, yakni dana amal sebanyak 10 persen.
“Kalau konsumsi dikeluarkan duluan, biasanya alokasi untuk tabungan, investasi, atau amal jadi gagal. Karena konsumsi sifatnya tidak terbatas, berapapun penghasilan akan terasa kurang,” katanya
Andy berpendapat kelebihan metode ini terletak pada adanya alokasi jelas untuk menabung, beramal, serta membatasi utang.
“Dengan 30 persen untuk utang, 20 persen tabungan, dan 10 persen amal, kita selalu diingatkan pentingnya menabung, berbagi, dan jangan berhutang lebih dari 30 persen penghasilan,” ujar Andy
Metode ini juga memiliki kekurangan. Kata Andy, tak semua orang cocok dengan pola 40-30-20-10, terutama jika seseorang tak punya utang sama sekali.
“Kalau tidak punya utang, maka metode ini perlu disesuaikan atau diganti dengan pola lain,” ujarnya.
Metode 40-30-20-10 dapat digunakan sebagai panduan awal untuk siapa saja yang ingin lebih disiplin dalam mengatur gaji. Namun, penerapannya tetap perlu ada penyesuaian dengan kondisi keuangan masing-masing.
Ikuti berita terkini dari BINDO di
YouTube, dan Dailymotion